JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Bidang Balistik Metalurgi Forensik Puslabfor Mabes Polri Kombes Ulung Kanjaya menduga, peluru yang ditemukan pada Rabu (17/10/2018) ini di Gedung DPR RI merupakan peluru yang berasal dari tembakan yang sama dalam kasus "peluru nyasar" pada Senin lalu.
"Iya, sama (peluru dari tembakan hari Senin)," kata Ulung ketika dihubungi, Rabu (17/10/2018).
Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta mengatakan, setelah dilakukan penyelidikan, ternyata terdapat perangkat tambahan bernama switch auto yang terpasang di bagian belakang senjata yang telah diamankan polisi pada Senin.
Baca juga: Lubang Diduga Terkena Peluru Nyasar di Gedung DPR Diketahui sejak Selasa
"Nah pada saat itu yang bersangkuatan mengisi empat peluru sehingga begitu ditembakkan semua naik ke atas. Peluru itulah yang didapatkan di Gedung DPR. Memang perubahan itu dilakukan secara tiba-tiba sehingga kaget dan peluru naik ke atas," kata Nico.
Pada saat itu dua butir peluru ditemukan di lantai 16 dan 13 Gedung DPR. Ulung menduga, dua peluru yang ditemukan hari ini berasal dari senjata yang sama.
"Iya (peluru baru ditemukan hari ini) karena kemarin (anggota Dewan) libur," ujar Ulung.
Dua lubang yang diduga diakibatkan peluru nyasar kembali ditemukan di ruang kerja anggota DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta. Satu lubang ditemukan di tembok ruang kerja anggota DPR dari Fraksi Demokrat Vivi Sumantri Jayabaya, ruang 1008, lantai 10, Gedung Nusantara I.
Satu lubang lagi ditemukan di ruang kerja anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Totok Daryanto di ruang 2003, lantai 20.
Pada pukul 12.30 WIB siang ini, pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan di kedua ruangan tersebut.
Baca juga: Ada Informasi soal Peluru Nyasar di Gedung DPR, Polisi Cek TKP
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.