Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedih Disebut Terbengkalai, Pengelola Percantik RPTRA Krendang

Kompas.com - 22/10/2018, 16:59 WIB
Rima Wahyuningrum,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) se-Jakarta Barat Dede Nasrudin mengatakan, pihaknya melakukan beautifikasi RPTRA Krendang, Tambora, Jakarta Barat, lantaran sempat menjadi sorotan pemberitaan.

"Sedih juga kemarin baca berita 'RPTRA Krendang Miris'. Kalau (alat bermain) keropos itu kan maklum kita sudah 3 tahun berdiri. Ini juga selama ditutup sekalian kita memperindah RPTRA," kata Dede Nasrudin di lokasi, Senin (22/10/2018).

Saat ini, RPTRA Krendang ditutup sementara karena adanya proyek pembuatan sheetpile atau dinding turap oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta. Sebab, beberapa bagian area tersebut terkena dampak proyek seperti pencopotan pagar dan pemakaian lahan taman.

Dede menyebutkan, pihak pengelola RPTRA Krendang memanfaatkan momen penutupan area untuk mempercantik tempat dan perbaikan alat permainan.

Baca juga: Ada Pengerjaan Dinding Turap, RPTRA Krendang Ditutup hingga Desember

 

Seperti yang terlihat pada Senin siang ini. Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, beberapa petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Krendang sedang mengecat tempat duduk berbahan batu yang berada di tengah area.

Selain itu, pintu serta tangga jembatan Kali Krendang yang merupakan penghubung RPTRA Krendang dengan Jalan Krendang Barat, juga dicat. 

"Sekarang masih dalam pengamanan karena kan masalahnya di sini suka dimanfaatkan sama warga dan anak-anak, daripada mereka terganggu dan bahaya (lebih baik diperbaiki saat ditutup)," katanya.

Baca juga: Resmikan RPTRA Krendang, Ahok Coba Bermain Basket

Dede menambahkan, RPTRA Krendang biasa dimanfaatkan oleh warga setempat pada sore ke malam hari untuk berkumpul dengan keluarga. Ada pula beberapa anak sekolah yang mengerjakan pekerjaan ruamh (PR) sekolah dan olahraga.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com