Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saling Sindir Ketua DPRD dan Gubernur DKI soal Tanah Abang...

Kompas.com - 14/11/2018, 08:36 WIB
Nursita Sari,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menyoroti kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang menurutnya kembali kumuh.

Padahal, Prasetio menyebut Tanah Abang sudah dirapikan saat Presiden Joko Widodo menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta.

Politikus PDI-P itu mengaku turut membantu Jokowi kala itu merapikan kawasan Tanah Abang.

Baca juga: Terkait Skybridge Tanah Abang, PT KAI Bantah Minta Bayaran Pemprov DKI

Kumuhnya Tanah Abang, kata Prasetio, menjadi persoalan baru yang dihadapi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Sekarang jadi permasalahan baru, di situ jadi tempat kumuh lagi. Dulu saya sebagai salah satu orang yang turut membantu Pak Jokowi, Pak Sekda pada saat itu sebagai wali kota, kapolsek, kapolda, dan pangdam membersihkan tempat itu," kata Prasetio, Senin (12/11/2018).

Menurut Prasetio, Jokowi kini tak mau lagi mengajak tamu negara berkunjung ke Tanah Abang karena Tanah Abang kumuh.

Baca juga: 16 November, PT KAI Bertemu Pemprov DKI Bahas Skybridge Tanah Abang

Kondisi Jalan Jatibaru Raya yang kumuh menyebabkan sampah menumpuk di tepi jalan. Sampah-sampah tersebut didominasi oleh sampah plastik dan material bangunan skybridge. Foto diambil Selasa (13/11/2018).KOMPAS.com/ RINDI NURIS VELAROSDELA Kondisi Jalan Jatibaru Raya yang kumuh menyebabkan sampah menumpuk di tepi jalan. Sampah-sampah tersebut didominasi oleh sampah plastik dan material bangunan skybridge. Foto diambil Selasa (13/11/2018).
Padahal, Jokowi sebelumnya tercatat pernah mengajak Presiden Filipina Rodrigo Duterte, pendiri Facebook Mark Zuckerberg, hingga Ketua Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde ke Pasar Tanah Abang.

Prasetio menyebut Jokowi juga khawatir kemacetan akan terjadi ketika ia mengunjungi Tanah Abang mengingat kawasan tersebut semrawut.

"Pasar Tanah Abang adalah ikon Indonesia, UMKM ya, dan selalu Presiden membawa tamunya ke situ. Sekarang Presiden enggak berani karena kekumuhan itu terjadi," ujar Prasetio.

Sindiran Anies

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kemudian menanggapi pernyataan Prasetio soal kondisi Tanah Abang yang kembali kumuh.

Menurut Anies, Prasetio terlalu banyak melakukan kunjungan kerja atau kunker sehingga melupakan persoalan Jakarta.

"Mungkin Pak Ketua (DPRD DKI) kebanyakan kunker, jadi lupa sama Jakarta, malah jadi anggota DPR daerah (lain) tuh nanti," ujar Anies, Selasa (13/11/2018).

Baca juga: Gubernur DKI: Mungkin Ketua DPRD Kebanyakan Kunker, Lupa sama Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau Kali Ciliwung, Condet, Kramatjati, Jakarta Timur pada Minggu (11/11/2018).Kompas.com/RIMA WAHYUNINGRUM Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau Kali Ciliwung, Condet, Kramatjati, Jakarta Timur pada Minggu (11/11/2018).
Anies juga mempertanyakan pernyataan Prasetio yang menyebut Jokowi tidak mau lagi membawa tamu negara berkunjung ke Pasar Tanah Abang karena kondisi yang kumuh.

"Memang ada tamu siapa yang datang? Makanya tanyain tuh, kapan (Jokowi) mau ngajak (tamu negara ke Tanah Abang), terus enggak jadi," kata Anies.

Selain hal tersebut, Anies tak berkomentar soal kondisi Tanah Abang saat ini.

Baca juga: Molor dari Target, Skybridge Tanah Abang Dipastikan Rampung 23 November

Kondisi Tanah Abang kini

Kompas.com mengunjungi kawasan Tanah Abang pada Selasa kemarin.

Berdasarkan pantauan, kondisi Jalan Jatibaru Raya di Tanah Abang tampak kumuh dan semrawut, tak jauh berbeda dengan kondisi sebelum pembangunan jembatan multiguna atau skybridge.

Sejumlah pedagang pakaian dan makanan mengokupasi badan jalan.

Baca juga: Sarana Jaya Belum Penuhi Permintaan KAI Soal Skybridge Tanah Abang

Beberapa pedagang pakaian bahkan tak ragu menggantungkan barang dagangannya, seperti baju, celana, jilbab, hingga payung di besi penopang skybridge. Padahal, proses pembangunan skybridge masih terus dilakukan.

Mereka juga tak ragu menawarkan dagangannya kepada para pejalan kaki atau pengendara motor yang melintas.

Sejumlah pedagang makanan, seperti pedagang bakso, pempek, dan siomay, juga tak ragu menempatkan meja dan kursi di badan jalan.

Baca juga: Ketua DPRD DKI Sebut Tanah Abang Kumuh, Begini Penampakannya Kini

Tampak pembeli rela menyantap makanan di tengah hiruk-pikuk kendaraan bermotor dan pejalan kaki.

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (12/11/2018).KOMPAS.com/NURSITA SARI Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (12/11/2018).
Pedagang pempek, Raden, mengaku mulanya berjualan di trotoar Jalan Jatibaru Raya.

Ia memutuskan pindah ke badan jalan lantaran trotoar sedang diperbaiki untuk akses menuju skybridge.

Baca juga: DKI Bangun Skybridge Tanah Abang tetapi Belum Sepakati 5 Hal dengan PT KAI

"Trotoar, kan, lagi diperbaiki jadi saya pindah ke sini (badan jalan). Saya sih lebih suka berjualan di sini ya, mau pindah ke mana lagi. Nanti penghasilan saya berkurang kalau pindah," kata Raden.

Raden berharap Pemprov DKI memberikan tempat baru bagi pedagang makanan.

Kondisi Jalan Jatibaru Raya yang kumuh menyebabkan sampah menumpuk di tepi jalan. Sampah-sampah tersebut didominasi sampah plastik dan material bangunan skybridge.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com