Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekasi Masih Rawan Banjir karena Polder Air Belum Maksimal

Kompas.com - 14/11/2018, 16:04 WIB
Dean Pahrevi,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi Arief Maulana mengatakan, penyebab Kota Bekasi masih kerap dilanda banjir ialah karena fungsi polder air yang belum berfungsi maksimal.

Arief mengatakan, di Kota Bekasi terdapat 30 polder yang berfungsi menampung air jika hujan turun.

Namun, 30 polder itu belum bisa bekerja maksimal karena baru 11 polder yang memiliki mesin pompa untuk menyedot air di jalan ke penampungan air.

"Polder tanpa mesin pompa dan prasarana lainnya itu kurang maksimal. Karena pompa itu kan yang menarik air ke penampungan," kata Arief kepada Kompas.com, Rabu (14/11/2018).

Baca juga: Pemprov Jabar Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir dan Longsor

Adapun 13 dari 30 polder itu dibangun oleh Pemerintah Kota Bekasi. Sedangkan 17 polder sisanya dibangun oleh pihak swasta.

Polder air merupakan sebidang lahan yang dikelilingi tanggul buatan.

Pompa berfungsi menyedot air dari jalan dan dialirkan ke polder tersebut sebagai penampung air.

Arief menambahkan, alasan masih terdapatnya polder air yang belum memiliki mesin pompa karena keterbatasan anggaran kota Bekasi. Mengingat harga mesin pompa itu cukup mahal.

"Ya lumayan mahal ya, satu rumah pompa itu beserta prasarana lainnya bisa Rp 2,5 miliar ya. Kami kekurangan anggaran tapi kami upayakan dengan minta bantuan ke Pemprov atau ke pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian PUPR," ujar Arief.

Baca juga: Waspada Tiga Titik Rawan Banjir di Depok

Mesin pompa yang dibutuhkan polder air untuk Kota Bekasi itu adalah yang mampu menyedot minimal 250 meter kubik per detik.

"Jangan sampai misal air segelas, pompanya cuma mampu menyedot setengah gelas, meluber nanti. Yang kami butuhkan pompa yang bisa menyedot satu setengah gelas jadi cepat," pungkas Arief.

Sebagai upaya menanggulangi banjir, Pemkot Bekasi pun akan membeli empat mesin pompa, bangun polder air Ciketing Udik, Bantar Gebang, dan polder air Kempo, Pondok Gede.

Baca juga: Ratusan Rumah di 7 Desa Cilacap Terendam Banjir

Anggaran untuk tiga proyek tersebut sudah diusulkan pada APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) kota Bekasi tahun 2019.

Untuk biaya pembangunan polder air Ciketing Udik dan Kempo, Pemkot menganggarkan sekitar Rp 50 miliar. Sedangkan untuk membeli empat mesin pompa dan bangun sarana prasarana polder air lainnya membutuhkan sekitar Rp 10 miliar.

Diketahui, terdapat 49 titik rawan banjir di Kota Bekasi. Namun yang menjadi titik terparah seringkali terjadi di Kecamatan Rawalumbu, Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bantar Gebang, Jatiasih, Medan Satria, dan Bekasi Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com