Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuh Satu Keluarga di Bekasi Terungkap dari X-Trail di Kontrakan

Kompas.com - 16/11/2018, 12:12 WIB
Dean Pahrevi,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com — HS, terduga pembunuh satu keluarga di Bekasi, memarkir mobil Nissan X-Trail curiannya di parkiran sebuah rumah kontrakan. Kepada pemilik kontrakan itu, HS berpura-pura hendak mengontrak dan memberi uang muka Rp 400.000.

Alif Baihaqi, pemilik kontrakan yang terletak di Desa Mekar Mukti, Cikarang, itu menceritakan, HS datang ke kontrakannya pada Selasa (13/11/2018) pagi.

"Yang menerima dia mau lihat kontrakan itu karyawan saya. Saya cuma lihat sekilas. Jadi saat dia sudah deal, dia bayar Rp 400.000 (uang muka)," kata Alif di Bekasi, Kamis (15/11/2018).

Menurut Alif, HS masih harus melunasi uang kontrakannya Rp 500.000 lagi karena tarif sewa kontrakan tersebut Rp 900.000 per bulan.

Setelah membayar uang muka, HS memarkir mobil Nissan X-Trail bernomor polisi B 1075 UOG di halaman kontrakan tersebut.

Baca juga: Tersangka Pembunuh Keluarga di Bekasi Buang Linggis ke Kalimalang

"Dia bilang pagi itu malam mau balik lagi. Tapi ternyata tidak balik lagi," ujar Alif.

Ternyata, ada penghuni kontrakan yang mengenal HS. Penghuni kontrakan tersebut melihat HS saat hendak berangkat kerja.

"Pas pagi hari dia (pelaku) datang, salah satu penghuni ada yang melihat kenal muka, dia bilang pernah satu kantor di PT Ustra Tampil Indonesia, karena hanya kenal muka dan tidak kenal nama dan tidak kenal dekat, jadi biasa saja, tidak terlalu menghiraukan," ucap Alif.

Penghuni kontrakan itu baru sadar bahwa HS adalah orang yang sedang diburu polisi karena membawa mobil yang hilang dari rumah satu keluarga yant tewas di Bekasi tersebut.

Baca juga: Polisi: HS Bunuh Satu Keluarga di Bekasi karena Sering Dimarahi

Hal itu disadari penghuni kontrakan ketika sampai di kantornya dia melihat banyak polisi yang mencari informasi terkait keberadaan mobil itu. Ketika tiba di kontrakan, dia bercerita kepada Alif tentang HS.

"Subuhnya karyawan itu cerita ke saya, saya panggil si A (penghuni kontrakan yang kenal dengan terduga pembunuh), dari cerita itu, ceritanya sama persis dengan kejadian di Bekasi. Akhirnya, pagi itu kita lapor ke polres. 'Bener enggak mobilnya itu?' Oh iya, bener, kata Polres Metro Bekasi," cerita Alif.

Polisi mendatangi kontrakan Alif pada Rabu (14/11/2018) dan langsung memeriksa, serta membawa mobil itu.

Baca juga: Tersangka Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Ditahan

Alif juga memberikan nomor telepon HS kepada polisi. Polisi langsung melacak keberadaan orang yang diduga membunuh satu keluarga itu.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, HS ditangkap di Garut, Jawa Barat.

"Mobil dibawa oleh HS. HS kami cari karena mobil itu (ada di) kos di daerah Cikarang, kami selidiki keberadaan HS. Kami dapat info dari masyarakat ternyata HS ada di Garut sehingga tim dari polda dan polres menuju Garut," ujar Argo.

Argo mengatakan, HS kemudian dibawa ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan secara intensif. HS telah ditetapkan menjadi tersangka pembunuhan tersebut.

Baca juga: Teka-teki Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Menemukan Titik Terang

Dia telah membunuh Diperum Nainggolan (38), Maya Boru Ambarita (37) (istri Diperum), Sarah Boru Nainggolan (9), dan Arya Nainggolan (7).

Mereka ditemukan tewas di rumahnya, Jalan Bojong Nangka II, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (12/11/2018) pagi. Luka akibat benda tumpul hingga bercak darah ditemukan di tubuh para korban.

Baca juga: Terduga Pembunuh Keluarga di Bekasi Masih Saudara Korban

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com