JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menambah dua rangkaian KRL tambahan untuk mengurai kepadatan penumpang di sejumlah stasiun di antaranya Stasiun Juanda dan Gondangdia setelah reuni akbar 212 di kawasan Monumen Nasional (Monas) berakhir.
"Hingga pukul 14.30 WIB, sudah menjalankan dua rangkaian KRL tambahan yang melayani rute Jakarta Kota-Bogor dan Jakarta Kota-Bekasi," kata VP Komunikasi PT KCI Eva Chairunisa dalam keterangan tertulis, Minggu (2/12/2018).
Baca juga: Ada Reuni 212, Penumpang KRL Melonjak
Eva menambahkan, PT KCI juga memperpanjang sejumlah perjalanan KRL yang seharusnya hanya sampai Stasiun Manggarai dan Stasiun Depok.
"Tercatat ada dua jadwal perjalanan yang seharusnya hanya sampai Manggarai diperpanjang hingga ke Bekasi. Sementara dua perjalanan KRL yang jadwalnya hanya sampai Depok juga diteruskan hingga ke Stasiun Bogor," jelas Eva.
Baca juga: Panitia Umumkan Identitas Orang Hilang setelah Reuni Akbar 212 Berakhir
Hingga Minggu pukul 12.00 WIB, Eva menyebut jumlah penumpang di Stasiun Juanda meningkat 6 kali lipat dibanding kondisi normal pada waktu yang sama. Sementara, penumpang di Stasiun Gondangdia juga mengalami peningkatan hingga 14 kali lipat.
"Hingga pukul 12.00 WIB, tercatat sudah lebih dari 52.000 orang yang naik dan turun di Stasiun Juanda dan 71.000 orang yang naik dan turun di Stasiun Gondangdia," kata Eva.
Eva mengimbau para penumpang untuk memperhatikan keselamatan, menghindari berdesakan saat naik turun KRL, dan menjaga barang bawaannya masing-masing.
Baca juga: Reuni 212 Selesai, Transjakarta Kembali Beroperasi Normal
"Kami juga berharap untuk segera naik KRL apabila sudah berada di peron dan tersedia KRL yang sesuai dengan tujuan," ujar Eva.
Seperti diketahui, aksi reuni akbar alumni 212 diselenggarakan di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu mulai pukul 07.00 WIB. Aksi resmi berakhir pukul 11.05 WIB atau lebih cepat satu jam dari jadwal sebelumnya.
Sejumlah tokoh menghadiri reuni akbar itu diantaranya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Amien Rais, Hidayat Nur Wahid, Zulkifli Hasan, dan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.