Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut 2 Jari Anies di Konferensi Nasional Gerindra...

Kompas.com - 19/12/2018, 06:48 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam Konferensi Nasional Gerindra pada Senin (17/12/2018) menjadi sorotan publik.

Ia dikritik lantaran dianggap mendukung Gerindra dan calon presiden-wakil presiden nomor urut dua Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Sumarsono mengatakan, tidak ada larangan Anies menghadiri konferensi tersebut.

Baca juga: Dianggap Kampanye karena Acungkan Dua Jari, Anies Baswedan Dilaporkan ke Bawaslu

Anies sudah mengajukan izin ke Kementerian Dalam Negeri dengan melampirkan undangan Gerindra tertanggal 14 Desember.

"Pak Anies sudah mengajukan izin untuk memenuhi undangan Gerindra dalam kapasitas sebagai Gubernur DKI. Kehadirannya tidak dalam posisi kampanye, sehingga tidak perlu cuti," kata Sumarsono, Selasa (18/12/2018).

Meski demikian, Sumarsono menyebut gestur Anies mengacungkan dua jari merupakan kesalahan.

 

Sumarsono menilai seharusnya Anies diam dan tidak menggunakan simbol-simbol kampanye.

"Kemendagri akan memperingatkan saja, boleh hadir, tetapi lain kali tidak boleh memberikan simbol dukungannya yang angkat dua jari. Mungkin Gubernur DKI tidak menyadari hal ini tidak boleh," ujarnya. 

Dilaporkan ke bawaslu

Garda Nasional untuk Rakyat (GNR) melaporkan pose dua jari Anies ke Bawaslu pada Selasa siang.

Mereka menilai Anies menyalahgunakan jabatannya sebagai kepala daerah untuk mengampanyekan salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden peserta Pemilu 2019.

"Indikasinya adalah ketika dia (Anies) mengacungkan sebuah simbol. Ini, kan, simbol dari (pasangan calon nomor urut) 02," kata Juru Bicara GNR Agung Wibowo Hadi di Kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Selasa.

Baca juga: Bawaslu Akan Koordinasi dengan Bawaslu Jabar Terkait Pelaporan terhadap Anies Baswedan

Menurut GNR, tindakan Anies melanggar Pasal 281 ayat 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (10/12/2018).KOMPAS.com/NURSITA SARI Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (10/12/2018).
Pasal itu menyebutkan, kepala daerah termasuk gubernur dilarang menggunakan fasilitas jabatannya untuk berkampanye.

Kepala daerah yang ingin berkampanye juga wajib cuti. Tindakan Anies yang menunjukkan gestur dua jari itu dilakukan pada hari kerja, bukan saat cuti.

GNR menilai sikap Anies dapat menjadi preseden buruk ke depannya.

Oleh karena itu, GNR meminta Bawaslu mengusut adanya dugaan kampanye terselubung tersebut.

Dalam laporannya, GNR membawa bukti video dan berita Anies mengacungkan dua jari di acara Konfernas Gerindra.

Terkait laporan ini, Komisioner Bawaslu Mochammad Afifuddin mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan KPU Jawa Barat, sebab lokasi peristiwa yang dilaporkan ada di Sentul, Jawa Barat.

"Saya lagi cek dari Bawaslu Jabar karena lokasi itu wewenangnya Bawaslu Jabar. Saya lagi minta info, termasuk videonya saya belum lihat," kata Afif.

Afif mengatakan, pihaknya harus lebih dulu menyelidiki, apakah kedatangan Anies ke konferensi nasional dalam rangka kampanye atau hal lain.

"Kami cek cutinya dan ini berhubungan dengan banyak izin kan. Nah itu yang kami cek," ujar Afif.

Pembelaan gerindra

Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Syarif membantah pose dua jari Anies sebagai kampanye.

Menurut Syarif, gestur yang ditunjukkan Anies adalah "sajete" atau salam jempol telunjuk yang umum di kalangan Jakmania, pendukung Persija.

"Kalau kita, kan, cuma satu (tangan) begini dua jari, Pak Anies kan empat itu," kata Syarif di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa.

Baca juga: Gerindra DKI: Yang Dilakukan Anies Itu Salam Jempol Telunjuk

Menurut dia, apa yang dilakukan Anies sama dengan yang diperagakan Jakmania.

Ia berpendapat Anies masih terbawa euforia kemenangan Persija sehingga melakukan gerakan jari tersebut dalam Konfernas Gerindra.

Adapun, Anies ikut merayakan pawai kemenangan Persija bersama para Jakmania, Sabtu (15/12/2018), .

Selain itu, ia menyebut Konfernas Gerindra bukan acara kampanye, melainkan acara internal Partai Gerindra.

Syarif menyebut pidato yang disampaikan Anies dalam acara itu merupakan doa yang diberikan Anies kepada mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno.

"Enggak ngajak dia (Anies) ayo pilih program Sandi, ini enggak ada, kalau ngikutin kriteria kampanye itu enggak masuk," kata dia.

Anies sendiri belum menanggapi polemik ini.

Sejak kembali dari Konfernas Gerindra, ia belum dapat diwawancarai. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com