Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serapan Subsidi Pangan di DKI Masih Rendah, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 19/12/2018, 21:38 WIB
Ardito Ramadhan,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyerapan subsidi pangan yang disediakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta disebut baru mencapai angka 60 persen.

Pelaksana Tugas Asisten Perekonomian dan Keuangan Setda DKI Jakarta Sri Haryati mengungkapkan, salah satu penyebabnya adalah belum tersebarnya titik distribusi pangan yang disubsidi oleh pemerintah.

"Saat ini, penyerapan masih sekitar 60 persen. Ya itu tadi, mungkin salah satu kendalanya masalah distribusi pengambilan," kata Sri setelah meresmikan Gerai Fish Angke di Muara Angke, Rabu (19/12/2018).

Sri menuturkan, anggaran yang disiapkan untuk subsidi pangan tersebut berada di angka Rp 885 miliar. Ia menyebut, anggaran akan ditingkatkan hingga Rp 1 triliun dengan target serapan mencapai angka 90 persen pada 2019.

Baca juga: Pemprov DKI Akan Bangun 3 Lagi Gerai yang Jual Bahan Pokok Murah

Untuk itu, salah satu strategi yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta adalah mendekatkan titik-titik distribusi ke tengah-tengah masyarakat.

"Selama ini, 75 titik itu di pasar, 75 apa 78 titik, di pasar tradisional. Nah, sekarang kami masuk ke lingkungan-lingkungan dari masyarakat seperti di sini," kata Sri.

Program pangan bersubsidi tersebut menyasar sejumlah kelompok masyarakat, antara lain pemegang KJP, penghuni rusun, lansia, dan penyandang disabilitas.

Penerima subsidi dapat memperoleh daging sapi, daging ayam, dan ikan kembung yang dijual masing-masing Rp 35.000, Rp 8.000, dan Rp 13.000 per kilogramnya.

Sementara itu, beras berkualitas premium dihargai Rp 30.000 per 5 kilogram, sedangkan telur ayam dihargai Rp 10.000 per 15 butir dan 24 pak susu UHT dibanderol Rp 30.000.

Baca juga: Diklaim Lebih Murah, Ini Harga Bahan Pokok di Gerai Fish Angke

Mereka berhak mendapat komoditas tersebut satu kali dalam sebulan melalui titik-titik distribusi, seperti pasar serta kegiatan pasar murah yang digelar di sejumlah titik keramaian di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com