Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Korban Kebakaran Kemayoran, Tidur di Tenda hingga Butuh Obat-obatan

Kompas.com - 27/12/2018, 21:37 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga hari sudah sejak kebakaran Kemayoran 25 Desember berlalu. 210 Warga yang kehilangan rumahnya terpaksa mengungsi.

Warga yang tak lagi memiliki tempat tinggal terpaksa tidur di tenda yang didirikan Dinas Sosial Jakarta di depan SLB Harapan Ibu.

"Baru tiga malam di sini, tidurnya ya di posko ini," ungkap Ichi, seorang Ibu berusia 56 tahun yang tengah melipat pakaian yang ada disampingnya.

Ichi mengungkapkan rasa syukurnya atas banyaknya bantuan yang ia dapatkan selama mengungsi si tenda biru itu.

"Kami dikasih selimut sama pakaian bekas ini dikasih, sehari dapat makan tiga kali, makanya pakai ikan, ayam, telor, jadi untuk makanan cukup," katanya.

Baca juga: Puluhan Rumah Hangus Terbakar di Kemayoran

"Makanannya dikasih pagi, siang, sore", tambah seorang nenek berumur 66 tahun bernama Ratnaini.

Namun, hidup di tenda pengungsian tentunya banyak tantangan yang mereka alami.

"Malam pertama langsung hujan, sempat bocor sedikit dari tali-tali tenda ini merembes, cuma sudah diatasi jadi enggak bocor lagi," kata Ichi

"Untuk mandi kita numpang-numpang saja," kata Babai Jubaidi (40) yang turut menceritakan kondisi di pengungsian.

Pengungsi Kebakaran Kemayoran di Tenda PengungsianKOMPAS.com/ JIMMY RAMADHAN AZHARI Pengungsi Kebakaran Kemayoran di Tenda Pengungsian

Dinas Sosial sebelumnya telah menyediakan kamar mandi berjalan untuk para pengungsi. Namun, pengungsi lebih memilih untuk mandi cuci kakus (MCK) di rumah warga yang tidak terkena kebakaran.

"Enggak ada yang mau naik ke sana, soalnya lebih enak numpang-numpang sama tetangga, soalnya kita di sini sudah kayak saudara," kata Ichi.

Namun yang menjadi kendala bagi para pengungsi ini adalah belum adanya bantuan peralatan mandi. Mereka hanya mendapatkan satu sikat gigi per-orang dan satu pasta gigi untuk bersama.

"Pakaian dalam juga belum ini, paling yang diluar doang banyak sumbangan," keluh Babai.

Baca juga: 120 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal Akibat Kebakaran di Kemayoran

Satu lagi masalah yang dihadapi para warga ialah belum adanya obat-obatan dan tim medis di daerah pengungsian.

"Pengobatan-pengobatan belum ada, ni nenek bengkak kemarin karena kepentok lemari", ungkap Ratnaini.

"Enggak ada obat-obatan, ini pada sakit, pada meriang," tambah Ichi.

Warga juga kebingungan dengan nasib surat-surat penting yang ikut terbakar.

"Bingung, nenek saja akte kelahiran, Kartu pelajar dia (cucunya), KK, BPJS, KJP, KTP semua terbakar," kata Ratnaini.

Di akhir, para pengungsi sempat mengutarakan harapannya kepada pemerintah.

"Jadi ya besar harapan buat pemerintah, setidaknya ada tempat lah buat tidur, buat sekolah anak-anak," kata Ratnaini.

Baca juga: 210 Warga Mengungsi akibat Kebakaran di Kemayoran

"Harapan kita besar," tambah Babai sambil tersenyum.

Sebelumnya, sebanyak 40 rumah semi permanen hangus terbakar akibat korsleting listrik di Kemayoran pada Selasa (25/12/2018) siang.

Api diduga berasal dari sebuah rumah yang ditinggal penghuninya.

Sebanyak 25 mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api. Kendati demikian, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com