Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sanusi, Pegawai PLN yang Selamat dari Tsunami dengan Memegang Erat Batang Pohon

Kompas.com - 28/12/2018, 07:20 WIB
Cynthia Lova,
Dian Maharani

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pegawai Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cinere, Depok, A Sanusi menjadi salah satu korban selamat tsunami Selat Sunda pada Sabtu (23/12/2018) malam.

Saat itu, Sanusi sedang mengikuti acara family gathering PLN di Tanjung Lesung.

Masih terekam di ingatannya bagaimana air saat itu menghempas panggung hiburan acara kantornya tersebut.

“Acara gathering itu dua hari. Malam pertama pada Jumat malam itu pembukaan. Pas kejadian itu pada malam kedua hari Sabtu,” kata Sanusi saat dihubungi, Jumat (27/12/2018).

Baca juga: Jenazah Manajer PLN yang Jadi Korban Tsunami Disemayamkan di RSUP Fatmawati Sebelum ke Magelang

Sanusi menceritakan, sekitar pukul 21.00 WIB ia melihat kondisi cuaca saat itu terlihat mendung.

“Saya lihat bulan sudah tertutup awan seperti ingin hujan. Saat itu saya baru saja keluar penginapan,” ucap Sanusi.

Sanusi masih sempat berbincang-bincang tentang kehidupan bersama AA Jimmy dan Ade Teamlo yang mengisi acara gathering.

“Saya ngobrol-ngobrol dengan AA Jimmy dan Ade Team Lo, kemudian sekitar pukul 22.00 WIB bilang ke mereka kalau nanti pasti akan hujan nih,” cerita Sanusi.

Setelah berbincang-bincang dengan dua orang tersebut, Sanusi pun bergeser ke pinggir laut melihat indahnya ombak malam hari itu.

“Saya pun kemudian ke pinggir laut untuk melihat ombak yang memang saat itu indah sekali mbak,” ucap Sanusi.

Baca juga: Data Pukul 14.00 WIB, 23 Peserta Gathering PLN Korban Tewas Tsunami Banten

Tiba-tiba saja ombak tersebut berubah seperti makhluk yang menyeramkan dan menggulung-gulung mengejar dirinya .

“Kejadian seperti mimpi, tiba-tiba saya sadar sudah dalam gulungan air tsunami,” ujar Sanusi.

Di dalam gulungan air tsunami, ia hanya bisa berdoa berserah pada Tuhan. Ia pun terus-terus berdoa dan membayangi keluarganya yang menunggunya di rumah kala itu.

“Saya berdoa dalam hati Ya Allah sampai kapan saya terjebak dalam air,” katanya.

Baca juga: Pascatsunami Banten, PLN Upayakan Listrik Segera Kembali Normal

Sanusi mengatakan, saat itu ia hanya mengikuti ke mana arus air mengalir. Dia tidak berusaha naik ke atas air karena khawatir akan terbentur banyak material.

“Saya diam saja, Cuma ngikutin arus air. Enggak berusaha naik ke atas,” ungkapnya.

Sanusi sempat berpikir nyawanya tak akan tertolong.

“Saya mikirnya wah saya akan mati nih, tiba-tiba saya menemukan batang pohon dan memegang erat pohon tersebut dalam kondisi sadar dan bilang kapan surutnya perasaan kok lama banget. Terus enggak lama berhenti dan naik ke atas mau napas dan lihat sudah banyak orang,” tutup Sanusi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com