Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh Kartu Baru untuk Integrasikan Pembayaran MRT, LRT, dan Transjakarta

Kompas.com - 13/01/2019, 12:25 WIB
Nursita Sari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Muhamad Kamaludin mengatakan, dibutuhkan jenis kartu baru untuk mengintegrasikan pembayaran moda raya terpadu (MRT), light rail transit (LRT), dan transjakarta.

Sebab, tiga jenis angkutan massal tersebut memiliki sistem tarif yang berbeda. Tarif MRT dan LRT Jakarta ditentukan berdasarkan jarak, sementara tarif transjakarta ditetapkan Rp 3.500 untuk setiap kali perjalanan.

"Untuk integrasi antar-moda antara transjakarta, angkot, LRT, MRT, itu perlu desain kartu yang lebih kompleks, karena tarifnya juga berbeda, bukan hanya berdasarkan waktu, tapi juga berdasarkan jarak," ujar Kamal di Taman Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Minggu (13/1/2019).

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebenarnya memiliki program Jak Lingko untuk mengintegrasikan berbagai angkutan massal di Jakarta.

Baca juga: PT MRT Produksi 954.000 Tiket Jenis Single Trip dan Multi Trip

Namun, sistem pada kartu Jak Lingko yang ada saat ini hanya mengintegrasikan pembayaran angkot dengan transjakarta.

Sementara PT MRT Jakarta sendiri telah memproduksi 954.000 kartu khusus untuk menggunakan MRT Jakarta.

"Untuk membuat tarif yang terintegrasi, itu perlu kartu yang baru, jadi apakah kartu MRT atau kartu Jak Lingko baru," kata Kamal.

Tiga BUMD DKI Jakarta akan membentuk joint venture (JV) untuk membahas integrasi pembayaran MRT, LRT, dan Transjakarta.

Tiga BUMD itu yakni PT MRT Jakarta, PT LRT Jakarta, dan PT Transjakarta. Ketiga pihak saat ini masih menunggu peraturan gubernur untuk membahas integrasi pembayaran tersebut.

Baca juga: DKI Anggarkan Rp 217 Miliar untuk Pembebasan Lahan MRT Fase II

"Kami menunggu pergub untuk integrasi pembayaran di DKI, sedang berproses di Pemerintah. Kemudian kami akan membentuk JV antara MRT, LRT, dan Transjakarta. Nanti JV yang terbentuk ini akan menentukan kartu yang akan digunakan untuk integrasi antar-transportasi di Jakarta," ucap Kamal.

Kartu baru yang mengintegrasikan pembayaran MRT, LRT, dan transjakarta, kata Kamal, akan menguntungkan masyarakat. Dengan kartu itu, masyarakat nantinya akan mendapatkan diskon tarif.

"Mungkin di awalnya ada biaya untuk beli kartunya, tapi secara jangka panjang akan menguntungkan bagi pengguna karena akan lebih banyak diskon integrasi," kata Kamal.

Baca juga: Rencana Hubungkan Stasiun LRT Velodrome dan Halte Transjakarta dengan Skybridge

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah menyiapkan sistem pembayaran dengan satu kartu untuk MRT, LRT, dan transjakarta.

"Pembayarannya melalui electronic fare collection (EFC). Kemarin sudah diputuskan kami bikin joint venture dari tiga BUMD tersebut (PT MRT Jakarta, PT Transjakarta, dan PT LRT Jakarta)," kata Kepala Biro Perekonomian DKI Jakarta Sri Haryati, Kamis (13/12/2018).

Sri mengatakan, ia baru saja menandatangi draf peraturan gubernur yang memuat badan usaha urusan pembayaran itu. Pergub itu bakal mengatur tata cara pembayaran serta operasionalnya. Soal teknologinya, kata Sri, akan disiapkan badan usaha tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com