Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos PT Nila Alam Mengaku Ketakutan Saat Didatangi Puluhan Anggota Kelompok Hercules

Kompas.com - 23/01/2019, 19:13 WIB
Rima Wahyuningrum,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com - Kedatangan Kelompok Hercules yang menguasi lahan PT Nila Alam di Jalan Daan Mogot KM 18, Kalideres, Jakarta Barat pada 8 Agustus 2018 membuat pihak perusahaan tersebut ketakutan.

Hal itu diakui langsung oleh Direktur Utama PT Nila Alam Indra Cahya Zainal dan karyawannya dalam sidang kesaksian untuk perkara penguasaan lahan terdakwa di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Rabu (23/1/2019).

"Pas ditelepon (dikabari karyawan ada rombongan orang datang) saya masih di jalan ke lokasi, saya enggak berani datang," kata Indra dalam sidang, Rabu.

Saat itu, Indra mendapatkan kabar kedatangan sekitar 60 anggota kelompok Hercules datang melalui karyawannya pada 8 Agustus 2018 pagi. Ia dikabarkan bahwa ada sekelompok orang membawa golok, parang, linggis, dan cangkul untuk memasang plang tanda penguasaan lahan.

Dalam kesaksiannya, Indra selaku pemimpin dan pemilik lahan PT Nila Alam mengatakan para karyawannya merasa ketakutan saat kehadiran kelompok Hercules.

Baca juga: PT Nila Alam Sempat Ingin Berunding dengan Kelompok Hercules

Meski begitu, mereka tetap menjalani aktivitasnya seperti biasa dan tidak mendapat pengusiran dari kelompok tersebut.

"Secara fisik (diperlakukan kasar) enggak. Tapi intimidasi sering, saya enggak tahu tiap hari (atau tidak), tapi sekali-sekali," katanya.

Sementara itu, salah satu sekuriti PT Nila Alam bernama Ipe membenarkan adanya kedatangan kelompok Hercules tersebut. Dalam kesaksiannya, Ipe mengaku tak berani menolak atau menegur saat mereka memasang plang tanda penguasaan lahan.

"Ya takut (saat rombongan kelompok Hercules datang). Karena tiba-tiba bawa rombongan banyak. Takut sama semuanya," kata Ipe.

Dalam perkara penguasaan lahan tersebut, kelompok Hercules menguasai lahan PT Nila Alam pada 8 Agustus-6 November 2018. Mereka menduduki kantor pemasaran sebagai pos mereka dan juga menarik iuran bulanan terhadap penghuni ruko sebesar Rp 500.000.

Baca juga: Bersaksi di Sidang Hercules, Direktur PT Nila Alam Sebut Bangunannya Dirusak

Hercules sendiri baru saja menyelesaikan sidang kesaksian pada Rabu dengan agenda mendengarkan keterangan 9 orang saksi dari PT Nila Alam. Sidang akan dilanjutkan pada Rabu (30/1/2019).

Ia ditahan bersama 11 orang anggota kelompoknya di rutan Salemba, Jakarta Timur. Mereka dikenakan Pasal 170 KUHP tentang Pengeroyokan dan Perusakan, Pasal 167 KUHP tentang Pemaksaan, dan Pasal 335 KUHP tentang Perbuatan Tidak Menyenangkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com