Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Sebut Bunyi Angin Kencang yang Robohkan Rumah di Jakut Serupa Bom

Kompas.com - 25/01/2019, 12:13 WIB
Ardito Ramadhan,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga menyebut angin kencang yang menerpa puluhan rumah di Lagoa, Jakarta Utara pada Jumat (25/1/2019) dini hari datang seiring dengan bunyi gemuruh.

Warga RT 12 RW 03 Lagoa, Sugiarto, menyebut angin kencang itu mengagetkannya yang sedang tidur karena bunyinya menyerupai bunyi ledakan bom.

"Saya dengar dentuman seperti bom begitu, kencang, 'boom' gitu bunyinya. Saya langsung kebangun, saya pikir bunyi geledek enggak kayak begitu," kata Sugiarto.

Baca juga: Imbas Hujan dan Proyek LRT, Jalan di Bawah Flyover Pancoran Tergenang

Setelah bangun, Sugiarto melihat kondisi sudah gelap gulita. Setelah membangunkan istrinya dan menyelamatkan diri, ia melihat asbes-asbes atap rumah sudah berserakan.

"Asbes-asbes yang ada di atas rumah sudah pada terbang semuanya. Ada yang jatuh berserakan, sisanya lagi enggak tahu terbang ke mana," ujar Sugiarto.

Aceng, warga lainnya menuturkan, kejadian itu begitu cepat. Beruntung, ia segera bangun dari tidurnya dan melarikan diri bersama anaknya.

"Bunyinya gedebak-gedebuk, enggak sampai semenit lah, cepat banget. Saya bangun lalu keluar rumah itu sudah ambruk semua genteng tetangga-tetangga saya," kata Aceng.

Ia mengatakan, asbes, genteng, dan balok kayu tidak hanya mental ke luar rumah.

Ada juga yang masuk ke rumah lantaran bisa menjebol langit-langit rumah yang terbuat dari tripleks.

"Tetangga saya lebih parah, hampir kena musibah. Anaknya lagi tidur, asbes jatuhnya ke arah anak itu, tapi masih bisa selamat sih enggak luka parah," katanya.

Belinda, seorang pemilik rumah kontrakan menyebut, kerusakan yang dialami warga umumnya sebatas kerusakan fisik rumah.

Warga masih sempat menyelamatkan diri atau barang-barang berharga.

Baca juga: Hujan Deras, Sejumlah Jalan di Depok Tergenang

"Ya paling atapnya saja pada jebol, kalau barang-barang elektronik sih belum dicoba dinyalain karena takut korslet setelah hujan, tapi yang lain aman sih," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, angin kencang merusak puluhan rumah di RW 03 Kelurahan Lagoa, Jakarta Utara, Jumat dini hari tadi.

Tercatat ada 53 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak akibat peristiwa itu. Bantuan bagi para korban juga sudah mulai disalurkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com