Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nanik, Keliling Menjual Jamu Gendong di Jakarta Sejak 1984

Kompas.com - 02/02/2019, 07:17 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Dian Maharani

Tim Redaksi

Bekerja Ikhlas

Nanik mengaku tak pernah merasa malu dan capek untuk berjualan jamu keliling di kawasan Palmerah dan Kemanggisan. Walaupun harus berjalan di bawah terik matahari, ia mengaku ikhlas menjalaninya.

Nanik menceritakan, sebagian besar penjual jamu gendong keliling mulai menggunakan sepeda ontel atau motor. Ia salah satu yang bertahan masih berjualan jamu gendong dengan berjalan kaki.

"Sudah biasa jalan kaki. Kalau disuruh naik ontel, malah bikin saya mudah capek. Mau cari kerja lain juga susah, saya menjalani apa yang saya bisa jalani aja. Walaupun banyak penjual jamu bubuk, tapi saya yakin masih banyak yang suka jamu tradisional," kata Nanik.

Baca juga: Jual Es Dawet Keliling, Iksan Mampu Biayai Kuliah hingga Nikahi Gadis Pujaan

Saat ini, Nanik tinggal bersama dua anaknya di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat. Ia mengaku prinsip hidupnya adalah ikhlas saat bekerja.

"Anak saya dua, cowok semua. Yang pertama SMK kelas XI dan anak terakhir SD kelas 4. Saya kerja demi anak-anak, enggak masalah keliling begini, yang penting anak saya senang, bisa sekolah. Saya ikhlas kalau kerja apa pun. Kuncinya setiap pekerjaan itu harus ikhlas," ujar Nanik.

Saat ditanya tentang keuntungan berjualan jamu, Nanik enggan menjawabnya. Menurutnya, keuntungan utama dalam berjualan jamu gendong adalah bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang.

"Bahannya kan saya beli sekaligus setiap tiga bulan, jadi enggak pernah menghitung modal dan keuntungannya berapa. Apalagi, kadang ada pelanggan yang berhutang pas beli jamu. Bayarnya bisa hari esoknya atau digabung selama seminggu," ungkap Nanik.

"Yang penting hasil kerjanya halal. Walaupun banyak yang ngutang, tapi mereka selalu bayar kok. Alhamdulillah hampir setiap hari, jamu saya juga habis. Ketemu dan bersilaturahim dengan banyak orang juga bikin senang dan semangat menjalani hidup," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com