JAKARTA, KOMPAS.com- Kelompok masyarakat generasi milenial dinilai mesti memperoleh edukasi bahayanya berita bohong atau hoaks terutama terkait dengan Pemilu 2019.
Kepala Biro Misi Internasional Divisi Hubungan Internasional Polri Brigjen Pol Krishna Murti menyatakan, kelompok milenial mesti diedukasi karena umumnya berstatus sebagai pemilih pemula pada Pemilu 2019.
"Milenial ini adalah sebagian besar dari mereka adalah generasi yang pertama memilih. Mereka seharusnya, dalam konteks tahun politik, diberi edukasi tentang orang-orang yang mereka pilih," kata Krishna usai mengisi seminar 'Milenial Anti Hoax' di Kampus UI Depok, Senin (4/2/2019).
Baca juga: Jalan Terjal Politisi Milenial
Krishna menuturkan, saat ini masyarakat khususnya kelompok milenial justru terpapar disinformasi mengenai kontestan Pemilu 2019 yang disebarkan untuk kepentingan tertentu.
Menurut Krishna, hal itu merupakan hal buruk yang mestinya dijauhkan dari masyrakat khususnya kelompok milenial.
"Kalau tidak dihentikan, ini menjadi hal biasa. Hal buruk tidak boleh dibiasakan, karena apa? Karena kalau hal buruk dibiasakan, hal baik jadi aneh," ujar Krishna.
Baca juga: Tangkal Hoaks, Polri Sebut Sudah Kunjungi 75 Universitas
Adapun cara yang bisa dilakukan dalam mengatasi hoaks antara lain berhati-hati saat membaca judul yang provokatif, mencermati alamat situs, serta memeriksa fakta ke sumber terpercaya.
"Siapa pun bisa melawan hoaks, kita bisa melawan itu dengan bahasa-bahasa yang manis. Jadi, di sosial media yang kita gunakan kita bisa menyebarkan (berita yang benar)," kata Krishna.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.