DEPOK, KOMPAS.com - Sebanyak 32 siswa terjaring razia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) saat sedang nongkrong di warung kopi dan taman kawasan Sukmajaya, Beji, dan Cilodong di Depok, Jumat (15/2/2019).
Adapun saat itu masih dalam jam belajar-mengajar di sekolah.
Di antara siswa yang terjaring, terdapat sepasang kekasih yang tengah berduaan di Situ Cilodong.
“Iya kami jaring tadi, perempuan dan laki-laki di situ lagi ngobrol dekat banget, padahal jam pelajaran tengah berlangsung,” ucap Kepala Bidang Penegakan Peraturan Daerah (Kabidgakda) Satpol PP Depok Yamrin Madina.
Baca juga: Nongkrong di Warnet Saat Jam Sekolah, 20 Pelajar di Depok Terjaring Razia
Para pelajar itu langsung diarahkan berdiri di tempat dan diberi pembinaan agar tidak mengulangi tindakan serupa.
Kepada petugas, mereka mengaku bolos dengan dalih terlambat ke sekolah dan pintu gerbang sekolah sudah tertutup.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Depok Linda mengatakan, razia ini merupakan program rutin untuk menegakkan Peraturan Daerah (Perda) agar siswa-siswi di Kota Depok sadar akan kedisiplinan.
“Kota Depok kan Kota Layak Anak ya, memang tugas kami harus memperhatikan hak-hak anak, yaitu sekolah untuk mendapatkan pendidikan. Kalau jam belajar begini dia di luar sekolah, berarti kami harus sadarkan mereka,” ucap Linda.
Linda mengatakan, pihaknya telah mendata murid-murid yang terjaring razia untuk diserahkan ke Dinas Pendidikan dan diteruskan ke sekolah-sekolah untuk dibina lebih lanjut.
Baca juga: Polisi Sita 400 Liter Miras Tradisional Saat Razia di Dermaga Penyeberangan Maluku
“Ke depannya kami akan panggil orangtua murid yang terjaring razia bolos tersebut ke Balai Kota agar mereka sadar kalau mereka salah, kami juga harus persuasif ya,” ucap Linda.
Ia mengatakan, ke depan pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk lebih menggiatkan lagi razia anak-anak sekolah yang bolos.
“Dari fakta ini kami bukan pengin main salah-salahan. Salah sekolah, salah orangtua, bukan. Inilah fakta yang ada, marilah kita bersama-sama melakukan pembinaan. Keinginan saya ke depannya orang tua dihadirkan. Bukan untuk marahin anak, tapi yang namanya kalau cerita ketahanan keluarga semua harus terintegrasi,” tutur Linda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.