JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku khawatir keberadaan proyek Meikarta di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat bakal mengganggu pasokan air bersih Jakarta.
Sebab, menurut dia, 81 persen air baku Jakarta berasal dari Sungai Citarum yang bermuara di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi.
"Ini jadi perhatian bagi pemerintah Provinsi DKI Jakarta karena di sana ada rencana proyek pembangunan proyek perumahan yang sangat besar, Meikarta," ujar Anies di Gedung BPK, Senin (18/2/2019).
Baca juga: BPK: Teriak-teriak Citarum Harum, tapi Enggak Tahu Akar Masalahnya
Anies mengatakan, lokasi proyek Meikarta berdekatan dengan aliran air barat yang melewati Kalimalang, Jakarta Timur.
Menurut Anies, proyek properti di kawasan itu dapat meningkatkan pencemaran air Sungai Citarum.
"Kalau air belok ke sini akan terganggu. Posisinya sangat dekat dengan Tarum Barat atau Kalimalang," kata Anies.
Saat ini, Sungai Citarum yang mengalirkan air ke Waduk Jatiluhur menyokong kebutuhan air minum masyarakat Jakarta hingga 81 persen.
Sementara itu, 13 persen sisanya didapat dari pembelian air curah dari PDAM Tirta Kerta Raharja, Kabupaten Tangerang.
Hanya 6 persen kebutuhan air lokal yang yang dapat dipenuhi dari Kali Krukut dan Kali Pesanggrahan.
Baca juga: Anggota BPK Sindir Ketidakhadiran Ridwan Kamil di Seminar Citarum Harum
Sungai yang didapuk sebagai sungai terkotor di dunia oleh Bank Dunia itu mulai dibenahi lewat program pemerintah pusat Citarum Harum.
Hasil audit BPK terhadap program Citarum Harum di tahun anggaran 2016-2018 menyimpulkan, kualitas dan kuantitas air dari Sungai Citarum masih jauh dari harapan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.