Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tempat Pengolahan di Depok Ini Pakai Ulat dan Lalat untuk Urai Sampah Organik

Kompas.com - 21/02/2019, 09:49 WIB
Cynthia Lova,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com — Ulat yang mungkin bagi sebagian orang adalah binatang yang tidak berguna dan mengganggu nyatanya bisa mengurangi kadar sampah yang ada di Depok.

Tidak hanya itu, ulat pun punya keuntungan ekonomis.

Adalah ulat maggot atau black soldier fly yang bisa menjadi solusi dari sampah organik yang belum termanfaatkan karena dari masih larva hingga jadi ulat, maggot mengonsumsi sampah organik.

Pemerintah Kota Depok berinovasi menggunakan ulat maggot ini untuk mengurangi sampah di Unit Pengelolaan Sampah (UPS) yang ada di Depok.

Salah satu UPS yang menggunakan metode ini ialah UPS Merdeka 2 di Sukmajaya, Depok.

Baca juga: DKI Targetkan Bisa Tekan Produksi Sampah 20 Persen Sehari

Kepala UPS Merdeka 2 Heriyanto mengatakan, pihaknya akan mengembangkan ulat maggot di Kota Depok.

"Kami memanfaatkan warga dari pasar dan sebagian rumah tangga di Depok untuk memilah sampahnya sendiri," ucap Heriyanto di Sukmajaya, Depok, Rabu (20/2/2019).

Pihaknya pun tengah menyosialisasikan pengelolaan sampah dengan ulat maggot ini ke warga-warga Depok.

"Kami telah meminjamkan ember sebagai wadah untuk nantinya masing-masing rumah tangga meletakkan sampah organik tersebut di dalam wadah besar yang sudah kami pinjamkan," ucapnya.

Para warga yang memilah sampahnya sendiri dan memberikannya ke UPS dapat menukarkan karung-karung berisi pupuk secara gratis.

Sampah organik yang telah diolah itu sebenarnya merupakan pupuk yang sangat baik dan dapat dijual.

"Warga yang hendak minta pupuk dapat menukarkannya dengan satu ember besar sampah organik ke UPS," ucapnya.

Adapun fase metamorfosis ulat terdiri atas fase telur yang kemudian berkembang menjadi ulat maggot. 

Baca juga: Jenazah Bayi Ditemukan di Tempat Sampah di Matraman

Ulat maggot ini berkembang menjadi lalat setelah diberi sampah organik. Lalat maggot mampu mengolah puluhan ton sampah organik dalam 15 hari. 

Maggot yang siap panen, lanjut Heriyanto, dapat digunakan untuk pakan ternak, seperti ikan dan unggas.

Maggot juga bisa dimanfaatkan sebagai pestisida alami dengan cara digiling dan diambil cairannya. Bahkan, sisa penguraian sampah oleh maggot menjadi pupuk organik berkualitas tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com