Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Sejumlah Orang yang Dihubungi Ratna Sarumpaet Saat Sebarkan Hoaks

Kompas.com - 01/03/2019, 07:01 WIB
Dean Pahrevi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com — Terdakwa kasus penyebaran berita bohong atau hoaks Ratna Sarumpaet menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis (28/2/2019) kemarin. Agenda sidang adalah pembacaan dakwaan oleh jaksa dari Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan. 

Dalam sidang itu, jaksa Rahimah dan Pajaman secara bergantian membacakan surat dakwaan yang berisi fakta-fakta yang ditemukan penyidik terkait kasus tersebut. Surat dakwaan itu menyebutkan bahwa Ratna menghubungi dan bertemu sejumlah orang untuk menceritakan kasus dirinya telah dianiya orang. Ratna belakangan mengakui, penganiyaan itu sesungguhnya tidak pernah terjadi.

Rocky Gerung

Jaksa dalam dakwaan menyebutkan, Ratna mengirimkan foto wajahnya yang lebam, yang katanya karena dianiya, kepada pengamat politik Rocky Gerung hingga lima kali melalui pesan aplikasi Whatsapp (WA).

Pada 25 September 2018, Ratna mengirimkan foto wajahnya yang lebam dengan dua pesan berbeda berisi, "21 September 2018 jam 18.50 WIB, area Bandara Bandung" dan "Not For Public".

Baca juga: Alasan Ratna Sarumpaet Kirim Pesan dan Foto Lebam ke Rocky Gerung

Setelah itu masih ada tiga pesan lainnya.

Pesan terakhir dikirim pada 29 September 2018. "Dengan memberikan pesan, 'Mungkin aku tidak harus ngotot membantu memperbaiki bangsa yang sudah terlanjur rusak ini. It's painful'," kata Jaksa Pajaman saat membacakan salah pesan Ratna.

Said Iqbal

Pada 28 September 2018 pukul 23.00, Ratna juga menghubungi Presiden Konfederasi Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal. Ratna menghubungi Said untuk memberi tahu kronologi dirinya  dianiaya di kawasan sekitar Bandara Husein Sastranegara, Bandung.

"Pada 28 September 2018, terdakwa meminta atau menyuruh saksi Saharudin untuk menelepon saksi Said Iqbal. Setelah terhubung, terdakwa sambil menangis menyampaikan kepada saksi Said Iqbal bahwa terdakwa dianiaya," kata Pajaman.

Dalam percakapannya, Ratna meminta Said Iqbal untuk datang ke rumahnya. Saat Said Iqbal tiba di rumahnya, Ratna kembali menceritakan berita bohong sembari menunjukkan bukti foto wajahnya yang bengkak dan lebam.

Baca juga: Kepada Said Iqbal, Ratna Sarumpaet Ceritakan Berita Bohong Sambil Menangis

"Said Iqbal datang ke rumah terdakwa. Setelah bertemu dengan terdakwa, sambil menangis terdakwa mengatakan 'Kakak dianiaya' dan menceritakan kronologi yang dialami terdakwa," kata Pajaman.

Fadli Zon

Sebelum menghubungi Said, Ratna juga sudah menghubungi Wakil Ketua DPR Fadli Zon.

Dalam pesan yang dikirimkan Ratna kepada Fadli melalui WA, dia meminta Fadli bisa mempertemukan dirinya dengan Ketua Umum Partai Gerindra yang juga calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto untuk menyampaikan cerita penganiayaan yang menimpanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com