Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Persiapan Hari Raya Nyepi di Pura Tertua di Jakarta..

Kompas.com - 05/03/2019, 18:48 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pesantian atau nyanyian rohani yang dilantunkan mulai terdengar saat memasuki Pura Aditya Jaya di Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (5/3/2019).

Bau khas bunga Cempaka dan Melati seketika langsung tercium.

Di lahan seluas 1.100 meter tersebut, berdiri sebuah pura tertua di DKI Jakarta. Pura ini diketahui mulai dibangun pada awal 1960-an dan diresmikan pada 1979.

Menuju Hari Raya Nyepi bagi pemeluk Agama Hindu, pura ini nampak ramai dengan berbagai persiapan.

Sejumlah pria terlihat sedang lesehan dan mempersiapkan sesajen berbentuk sate dari daging hewan yang mereka sebut sebagai ulam caru dan gayah.

Baca juga: Apa Itu Nyepi dan 7 Fakta Menarik Lainnya...

Tak jauh dari tempat pembuatan sate, sekumpulan wanita membuat sesajen dari kue yang disebut pulo gembal.

Disiapkan pula tenda besar berwarna putih untuk menyambut tamu dan para pemeluk agama yang akan beribadah.

Di depan tenda besar ini dibuat panggung yang ditempati oleh para penyanyi pesantian beserta alat-alat musik penggiring.

Koordinator Humas Panitia Nyepi DKI Jakarta Agung Putra mengatakan, rangkaian persiapan ini dilakukan sehari sebelum Tawur Agung Kesanga atau Pencauran pada Rabu (6/3/2019) esok.

Tawur Agung Kesanga digelar satu hari sebelum Hari Raya Nyepi. Tawur sendiri berarti membayar atau mengembalikan.

"Hari ini persiapan terakhir, banyak persiapan seperti membuat sarana untuk Tawur Agung, sudah dilaksanakan sejak beberapa hari sebelumnya. Kurang lebih intinya Tawur itu kurban suci kepada buta kala untuk menetralisir yang tidak baik jadi baik agar umat Hindu saat perayaan Nyepi nanti bisa nyaman dan tidak diganggu dengan yang tak kasat mata," ujar Agung saat ditemui di Pura Aditya Jaya.

Baca juga: Menikmati Keheningan Nyepi di Radha Phala Ubud

Saat perayaan Tawur Agung nanti, diperkirakan akan ada 5.000 jemaat yang akan hadir di pura ini.

"Kalau saya perkiraan asal jangan hujan ya, bisa lima ribuan. Biasanya meluber. Sekarang yang menjadi kendala tempat parkir kemudian Jalan Ahmad Yani ini ada peraturan baru tidak boleh sembarang parkir, ganjil-genap dan sebagainya," ucapnya.

"Tapi pada saat kami rapat dengan Wali Kota, Dishub, Satpol PP, Polres, kami memohon besok ini mohon diberikan dispensasi umat kami yang akan beribadah melanggar aturan untuk bisa melalui Jalan Ahmad Yani," tutur Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com