JAKARTA, KOMPAS.com - Suasana gersang dan panas sangat terasa di kawasan Kali Item, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Matahari seakan menusuk ubun-ubun ketika berjalan di sepanjang Jalan Kali Item pada pukul 11.49 WIB.
Bau menyengat khas Kali Item pun tak ketinggalan melengkapi suasana di belakang Wisma Atlet Kemayoran itu.
Baca juga: Petugas UPK Badan Air Temukan Ikan Arwana di Kali Item, Ditawar hingga Rp 8 Juta
Saat menelusuri sepanjang jalan belakang Wisma Atlet, terdapat satu pemandangan yang tak lazim.
Ada bangunan semacam bale-bale berdiri kokoh persis di samping aliran Kali Item.
Bale-bale itu hanya beratapkan tripleks dan sehelai terpal. Terlihat ada pria bertelanjang dada tidur di dalamnya.
Kompas.com menelusuri bangunan mungil nan sederhana tersebut.
Ternyata bale-bale sederhana itu merupakan tempat istirahat para petugas Unit Pelaksana Kebersihan (UPK) Badan Air Dinas Lingkungan Hidup.
Untuk menuju bale-bale tersebut, harus melewati alas yang mengambang di atas air.
Ketika sampai di bale-bale, salah satu petugas UPK Badan Air bernama Jaenudin sedang beristirahat usai membersihkan Kali Item.
Bangunan itu seluas 2 x 1 meter. Alas tempat Jaenudin tidur hanya tripleks dengan karpet seadanya. Biasanya, tempat itu diisi oleh empat orang.
"Ya lagi istirahat saja. Teman saja yang lain pada Jumatan, saya rebahan di sini saja," katanya.
Baca juga: Busa di Kali Item dan Rencana DKI Atur Usaha Cuci Mobil dan Laundry
Tempat tersebut dibangun oleh Jaenudin dan tiga orang temannya sejak Februari lalu.
Jaenudin menjelaskan, bangunan itu merupakan tempat sementara yang berfungsi untuk istirahat selepas kerja, bukan untuk bermalam.
"Ya kalau kami istirahat saja, Mas. Kami kan istirahat jam 12 lewat dua menit sampai jam 1. Nah biasanya kami ngadem di sini," jelasnya.
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membangun tempat sederhana itu pun tidaklah rumit dan memakan biaya.
"Kayak tripleks, kayu-kayu, karpet, semua ini barang-barang yang ketemu hanyut di kali, Mas. Membangunnya juga cuma seminggu," terangnya.
Dia menceritakan, jam kerjanya mulai sejak pukul 08.00 sampai 12.00 WIB. Kemudian dia melanjutkan kerja dari pukul 13.00 hingga 15.00 WIB.
Selama jam kerja berlangsung, dia dan ketiga temannya tidak boleh keluar dari Kali Item.
Baca juga: Masalah Busa seperti di Kali Item Disebut Terjadi di Seluruh Indonesia
Itulah alasan mengapa mereka membangun bale-bale sederhana itu, yakni betul-betul hanya untuk tempat melepas lelah di tengah jam kerja.
"Kalau jam kerja kan kami enggak boleh ke atas, enggak boleh istirahat. Jadi ya tempat ini biar kami bisa istirahat sambil kerja saja," tuturnya.
Dengan badan sedikit berkeringat, dia mengatakan jika tempat itu sudah cukup adem.
Dia dan teman-temannya mengaku nyaman beristirahat di tempat itu. Meski bila berlama-lama di sana, bau menyengat dari Kali Item masih jelas terasa.
Jaenudin bercerita, saat diguyur hujan, atap bale-bale itu kerap bocor. Angin kencang juga sering merusak beberapa bagian bale.
"Paling enggak enaknya ini kalau hujan bocor terus, Mas. Tapi kalau enggak hujan ya di sini adem-adem saja," terangnya.
Baca juga: Bantu Jakarta Atasi Banjir, Pemerintah Bangun Sistem Pompa Kali Item
Terselip curhatan darinya di sela-sela perbincangan. Dia berharap pemerintah mau menyiapkan tempat istirahat yang layak bagi mereka, para pekerja kasar.
"Kalau hujan, kami bisa kerja. Memang sih dibawain jas hujan, tapi kalau petir gede gimana? Kan tetap saja kami takut. Kalau tersambar petir gimana? Ya kepenginnya cuma itu saja. Dibuatin tempat istirahat," tutur Jaenudin.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.