JAKARTA.KOMPAS.com - Fauzan Akmal Maulana, siswi kelas III SMP 1 Terbuka Tangerang Selatan, dikenal sebagai orang yang punya semangat belajar kuat di sekolah.
Ia tidak malu atau pun patah semangat untuk bersekolah meskipun dengan keterbatasan fisiknya.
"Dia punya semangat belajar yang kuat, enggak pernah malu, enggak pernah minder sama sekali," ujar, Tuti (48), pengurus SMP 1 Terbuka, Tenggarang Selatan saat ditemui Kompas.com, Rabu (20/3/2019).
Baca juga: Pionir dan Misi Penerbangan Inspiratif yang Tercatat dalam Sejarah...
Fauzan tengah menjadi perbincangan warganet setelah akun Instagram @tangsel.life mengunggah video Fauzan yang digendong ibunya ke sekolah.
Cerita Fauzan yang diunggah akun Instagram itu menuai pujian dan simpati. Siswa berusia 15 tahun itu menderita distrofia muscular progresiva (DMP) atau kelemahan otot.
Penyakit yang diderita Fauzan sejak 2015 itu membuat dia tidak bisa berjalan seperti orang normal.
Berdasarkan keterangan pada video akun Instagram itu, Fauzan terlahir normal. Ia kehilangan kemampuan ototnya pada 2015.
Tuti pun salut akan semangat belajar yang dimiliki Fauzan. Bahkan, untuk anak dengan kondisi fisik seperti itu, kata dia, Fauzan tidak pernah ketinggalan materi pelajaran.
"Dia itu masih bisa mengikuti pelajaran. Nilai-nilainya lumayan semua," kata Tuti.
Sebagai siswa sekolah terbuka, Fauzan tidak harus setiap hari belajar di Gedung SMP 1 Tangsel.
Ia bisa belajar di tempat lain, seperti di Baitu Maal, Pondok Aren, Tanggerang Selatan.
Baca juga: Kibor Piano untuk Mbah Jo, Pemijat Tuna Netra di Terminal Banyuwangi
SMP 1 Terbuka ini juga diisi oleh siswa yang mayoritas memiliki keterbatasan perekonomian atau keterbatasan fisik.
Saat mengikuti pelajaran di kelas, Fauzan duduk di kursi roda atau tidur telentang.
"Karena kan dia memang terlahir sama seperti kita. Saya kadang khawatir dengan emosionalnya dia karena kondisinya yang seperti ini," ujar Tuti.
Namun, kekhawatiran itu tak terjadi. Tuti juga mengatakan bahwa selama ini Fauzan mendapat dukungan dari teman-temannya.
Mereka nampaknya dapat menerima kondisi Fauzan dengan baik sehingga dirinya tidak merasa berbeda dengan anak lainya.
Tidak jarang Fauzan dibantu oleh teman-temanya karena keterbatasan fisik itu. Jika Fauzan ingin ke kamar mandi atau jajan di sekolah misalnya, teman sebayanya menggendong dia.
"Ya teman-temannya saja yang pada nolongin, mereka yang menggendong Fauzan," ujar dia.
Namun, yang paling berperan dalam menyemangati Fauzan bersekolah adalah sang ibu.
Baca juga: Pakai Kursi Roda, Ramjan Naik KRL dari Jatinegara ke Depok Sambut Ahok
Perjuangan Winih (49) yang setiap hari mengantar jemput Fauzan ke sekolah dengan cara menggendong anaknya itu merupakan contoh besarnya kasih seorang ibu kepada anaknya.
Menurut Tuti, sang ibu hampir tidak pernah absen mengantar dan menjemput anaknya menuntut ilmu. Alhasil, perlakuan ibunya itu pun mengundang simpati para guru.
Pada Jumat (22/3/2019), Fauzan akan ke sekolah untuk try out Ujian Nasional. Sungguh semangat Fauzan patut dicontoh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.