JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) mencatat angka musibah banjir di Indonesia meningkat berkali-kali lipat selama 20 tahun terakhir.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Hari Suprayogi mengatakan, peningkatan tersebut menandakan bahwa banjir tidak boleh diabaikan.
"Pada tahun 1999 banjir hanya empat kejadian per tahun. Namun, sekarang di tahun 2017 saja kejadian tersebut meningkat menjadi 146 (kejadian)," kata Hari dalam Kongres Sungai Indonesia di Buperta Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (21/3/2019).
Baca juga: Prajurit TNI Selamatkan Sepasang Lansia yang Terkepung Banjir di Jayapura
Meski demikian, pihaknya tidak menyebutkan lokasi dengan kejadian banjir paling tinggi di Indonesia.
Hari menuturkan, banjir yang terjadi saat ini bukan hanya disebabkan curah hujan tinggi, melainkan juga aktivitas manusia yang merusak alam.
Ia mencontohkan penggundulan hutan di daerah hulu yang menyebabkan aliran air lebih cepat ke hilir.
Baca juga: Tanggul Jebol Picu Banjir yang Rendam Puluhan Rumah Warga di Kediri
Penggundulan hutan dinilai menyebabkan erosi, sedimentasi, yang mengurangi kapasitas tampung sungai.
Hari menambahkan, banjir di kota-kota besar juga sering terjadi akibat buruknya sistem drainase serta tumpukan sampah dan banyaknya bangunan di bantaran sungai.
Oleh karena itu, revitalisasi bersifat fisik yang dilakukan dinilai belum optimal untuk mencegah banjir.
Baca juga: Gerak Cepat Pemda Atasi Banjir di Lahan Pertanian
Edukasi terhadap masyarakat tentang bahaya banjir juga perlu dijalankan.
"Seperti pembentukan dan pemberdayaan masyarakat peduli sungai, edukasi anak usia sekolah tentang sungai, serta pemberdayaan dan pelibatan masyarakat dalam pemeliharaan sungai" ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.