Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru yang Di-"bully" Siswa di Cilincing Digaji Rp 600.000 Per Bulan

Kompas.com - 29/03/2019, 20:10 WIB
Tatang Guritno,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang guru yang di-bully muridnya di SMP Maha Prajna, Cilincing, Jakarta Utara, Suhartini, mengaku hanya digaji Rp 600.000 per bulan.

"Memang gajinya hanya segitu di sini. Kalau dilihat dengan uang segitu sampai di mana sih. Memang manusia butuh uang, tetapi panggilan saya di sini untuk pendidikan," kata Suhartini, Jumat (29/3/2019).

Dengan pemasukan sebesar itu, Suhartini tetap percaya bahwa segala sesuatu dalam hidupnya akan berjalan dengan baik.

Suhartini berstatus guru tidak tetap dan baru bekerja Juli 2018 di sekolah itu.

Baca juga: KPAI Jelaskan Kronologi Aksi Siswa Bully Guru di Cilincing

Ia pun sempat kaget dan merasa kecewa akan viralnya video murid yang memperlakukannya tidak baik tersebut.

"Jujur saya sangat kecewa. Saya sedih waktu itu. Kok bisa terjadi kejadian ini. Saya berharap jangan lagi ada anak-anak melakukan hal seperti ini," ucap dia.

Meski begitu, Suhartini memaafkan para muridnya itu. Para murid itu pun, kata dia, sudah meminta maaf.

"Mereka sudah lakukan permintaan maaf bersama dengan orangtuanya. Waktu viral juga telepon sambil nangis-nangis minta maaf," kata Suhartini.

Ke depan, Suhartini mengimbau kepada para muridnya untuk selalu menghormati guru.

Video siswa mem-bully gurunya itu viral di media sosial sejak Jumat (22/3/2019). Dalam video itu, sejumlah murid tampak berjoget dan bernyanyi mengelilingi sang guru di depan kelas.

Baca juga: Siswa Bully Guru di Jakut, Sudin Pendidikan Minta Pembenahan Manajemen Sekolah

Ada murid yang tidak mengenakan baju. Terkait video ini, Kasudin Pendidikan Jakarta Utara Wilayah II Momon Sulaeman memutuskan tidak memberikan sanksi kepada anak-anak tersebut.

"Karena kan anak itu mau Ujian Nasional (UN) nanti dia tertekan. Sekarang saja mereka sudah tertekan, sudah stres," ucap Momon, Rabu (27/3/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com