“Padahal ada Permenhub mengenai sarana perkeretaapian, tingkat kebisingan maksimal 80 desibel. Tapi tadi kita coba pada ruas tertentu, 80 lebih, terutama dari Bundaran Senayan,” kata dia merujuk Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 175 Tahun 2015.
Darmaningtyas juga menyinggung soal akses dari dan menuju stasiun MRT yang belum rapi. “Padahal, sudah ada juga JakLingko. Ini mestinya ditata," kata dia lagi.
Menurut dia, di kota-kota lain di luar negeri, stasiun MRT sudah terintegrasi dengan moda transportasi lainnya.
Hal senada disampaikan oleh Abdurrahman (25) yang pernah backpacker ke beberapa tempat di China.
Ia menceritakan, kota-kota di China memiliki terminal terpadu yang mengintegrasikan berbagai moda transportasi, dilengkapi dengan kawasan perbelanjaan.
Praktis, warga tidak perlu bingung untuk melanjutkan perjalanan ke titik-titik lain yang tidak dijangkau oleh jaringan MRT.
“Paling penting integrasi ini, contohnya di China. Waktu di sana saya sampai bengong, karena terminalnya sudah kayak bandara,” ujar dia.
Sementara itu, di Jakarta, penumpang yang turun dari MRT masih harus menyambung ojek online untuk mencapai tujuannya.
"Mau jalan kaki, tetapi trotoar yang lebar-lebar dan nyaman paling hanya di sekitar HI (Hotel Indonesia) atau Senayan kan,” kata dia.
Akses sulit
Amalia (22) yang sehari-hari bekerja di bilangan Sudirman juga mengutarakan pendapat senada.
Baginya, salah satu perbedaan mendasar antara Jakarta dan Singapura terletak pada akses menuju MRT.
“Kalau di Singapura, habis turun MRT langsung bisa dapat bus buat lanjut perjalanan,” ucap Amalia.
Integrasi semacam ini, lanjut Amalia, diperlukan supaya biaya perjalanan bisa lebih efisien.
“Kalau enggak melanjutkan perjalanan naik bis, enggak butuh banyak waktu juga buat sampai ke tujuan karena ke mana-mana tinggal jalan kaki,” kata dia.
Selain itu, pembeda MRT Jakarta dan luar negeri yakni usianya yang masih seumur jagung sehingga belum mampu merambah banyak wilayah Ibu Kota.
Tahun 2026 nanti, PT MRT Jakarta menargetkan panjang rute. Targetnya, layanan MRT akan mencapai 60 kilometer.
Angka ini tentu masih jauh dari target optimal yang dipatok sepanjang lebih dari 200 kilometer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.