Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tukar Sampah Jadi Emas di Jakarta Utara, Bagaimana Caranya?

Kompas.com - 05/04/2019, 15:53 WIB
Tatang Guritno,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Sampah Wijaya Kusuma yang terletak di RW 03, Kelurahan Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara melakukan pengumpulan sampah untuk dijadikan investasi emas tiap seminggu sekali.

Informasi tersebut disampaikan Direktur Bank Sampah Wijaya Kusuma Novi Sofian Kartini, Jumat (5/4/2019).

"Pengumpulannya tiap hari Selasa. Nanti ada pihak pegadaian yang juga ikut menimbang dan menentukan harga sampah tersebut," ujar Novi.

Novi mengatakan, sampah yang bisa ditukarkan hanya sampah anorganik. Mayoritas sampah jenis tersebut paling banyak ditemui di wilayah RW 03 adalah botol plastik dan botol kaca.

Warga bisa mengumpulkan terlebih dahulu sampah anorganik yang sudah dibersihkan di rumah. Lalu bisa datang membawa kumpulan sampah tersebut untuk ditimbang dan dihitung harganya.

Baca juga: Warga Jakarta Utara Kini Bisa Tukar Sampah dengan Emas

"Memang warga sini mayoritas sampahnya dua jenis itu. Nah nanti ditimbang, lalu keluar harganya. Warga bisa milih, mau ditukar uang, atau investasi emas," papar Novi.


Novi mengatakan, Bank Sampah Wijaya Kusuma sudah berdiri sejak tahun lalu. Namun untuk program sampah jadi emas, baru berjalan satu bulan.

"Kalau nasabah bank sampah total ada 56 orang ya. Tapi khusus yang mengikuti program sampah jadi emas, baru jalan sebulan sudah ada 30 orang," jelasnya.

Ditemui ditempat yang sama Asisten Manager Pemasaran PT Pegadaian Persero Wilayah Tanjung Priok Neni mengungkapkan program ini dibuat untuk membantu pengurangan sampah rumah tangga langsung dari sumbernya.

"Jadi Ibu itu kan bendahara rumah tangga. Maka kami ajak untuk memilah, mengelola, dan menukarkan sampahnya agar hasilnya bisa dimasukkan dalam tabungan emas di Pegadaian," terangnya.

Baca juga: Tukar Sampah dengan Emas, Warga Ingin Tabung Buat Umrah

Neni mengatakan, emas dapat ditukarkan jika nominal tabungan bank sampah sudah setara dengan harga emas seberat 5 gram.

"Ya kira-kira sampai nominal tabungan sebanyak Rp 3,5 juta. Memang butuh waktu cukup lama karena botol kaca saja sekilo dihargai kurang lebih Rp 35.000," papar Neni.

Menurut Neni, warga RW 03 cukup antusias dengan keberadaan program tersebut. Selain membantu mengurangi sampah, program ini juga dilakukan untuk mengajak masyarakat beralih dari pola-pola konsumtif.

"Ya kami ingin membelokkan arah investasi masyarakat dari barang konsumtif ke barang-barang bermanfaat," pungkasnya.

Seperti diketahui program sampah jadi emas di Bank Sampah Wijaya Kusuma terwujud akibat kerjasama Pemkot Jakarta Utara dengan PT Pegadaian Persero.

Melalui program ini Wali Kota Jakarta Utara Syamsuddin Lologau ingin mengurangi 12,27 persen beban sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang.

Sebagai informasi 20 Februari 2019 lalu Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyebutkan Jakarta memproduksi 7.400 ton sampah setiap hari.

Dengan jumlah sebanyak itu, setiap hari 1.300 truk digunakan untuk mengantar sampah ke TPA Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com