Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Terbaru Temuan Mayat di Jagorawi: Hamil 9 Bulan hingga Sidik Jari Tak Terbaca

Kompas.com - 10/04/2019, 07:59 WIB
Ardito Ramadhan,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Polisi masih belum bisa menentukan identitas jenazah wanita yang ditemukan di pinggir jalur masuk Tol Jagorawi, Makasar, Jakarta Timur, Minggu (7/4/2019) lalu.

Namun, hasil otopsi yang sudah keluar pada Senin (8/4/2019) lalu memberikan beberapa petunjuk baru dalam mengungkap kasus ini.

Baca juga: 5 Fakta Kasus Penemuan Jenazah di Tol Jagorawi: Kondisi Terkubur, Diduga Pembunuhan Terencana

Sejumlah ciri-ciri korban yang semakin spesifik diharapkan memudahkan polisi mengetahui identitas korban.

Berikut fakta-fakta terbaru dari kasus penemuan jenazah di pinggir Jagorawi.

1. Korban Hamil 9 Bulan

Kapolsek Makasar Kompol Lindang Lumban mengatakan, jenazah yang ditemukan pada Minggu lalu tengah mengandung.

Lumban menyebut, usia kandungan perempuan itu sudah mencapai 8-9 bulan. Adapun jenis kelamin bayinya pun sudah ketahuan, yaitu laki-laki.

"Setelah diperiksa bagian dalam, bahwa korban ini sedang mengandung usia kehamilan itu antara 8-9 bulan, ini sudah persiapan untuk melahirkan," kata Lumban.

Baca juga: Mayat Misterius di Jagorawi Ternyata Sedang Hamil 9 Bulan

Kapolsek Makasar Kompol Lindang Lumban memberi keterangan kepada wartawan di Terminal Pinang Rantu, Selasa (9/4/2019).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Kapolsek Makasar Kompol Lindang Lumban memberi keterangan kepada wartawan di Terminal Pinang Rantu, Selasa (9/4/2019).

2. Meninggal akibat Dipukul

Hasil otopsi menunjukkan bahwa korban meninggal akibat pukulan benda tumpul yang mengenai bagian dahinya.

"Sebab kematian akibat kekerasan benda tumpul yang menyebabkan mati lemas," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Ady Wibowo.

Baca juga: Hasil Otopsi, Mayat Misterius di Jagorawi Tewas karena Dipukul di Bagian Dahi

Korban diketahui mempunyai luka sepanjang 5 cm dan lebar 6 cm di bagian dahi akibat pukulan itu. Selain itu, polisi juga menemukan bekas injakan di punggung korban.

3. Sidik Jari Tak Terbaca

Polisi menyebut sidik jari korban tidak terbaca. Lumban menyebut, hal itu menjadi salah satu hambatan polisi dalam mengungkap identitas korban.

"Saat pengambilan sidik jari dan kami sinkronkan dengan database, enggak ada datanya," kata Lumban.

Lumban menduga, korban belum terdaftar dalam sistem Kartu Tanda Penduduk Elektronik sehingga sidik jarinya tidak terbaca.

Polisi membuat poster pengumuman guna mencari identitas mayat perempuan misterius yang ditemukan di jalur masuk Tol Jagorawi, Minggu (7/4/2019) lalu.KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Polisi membuat poster pengumuman guna mencari identitas mayat perempuan misterius yang ditemukan di jalur masuk Tol Jagorawi, Minggu (7/4/2019) lalu.

4. Ungkap Ciri-ciri Baru

Hasil otopsi mengungkap ciri-ciri baru korban yang belum dipublikasikan sebelumnya. Salah satu ciri-ciri korban ialah mempunyai luka bakar di betis bagian kanan.

"Yang pertama itu ada tahi lalat di bawah telinga sebelah kanan. Kedua, ada luka bakar di betis sebelah kanan," kata Lumban.

Baca juga: Ini Ciri-ciri Wanita Hamil yang Ditemukan Tewas di Jagorawi

Lumban melanjutkan, ciri khusus lain yang dimiliki mayat perempuan itu adalah gigi bagian depan yang patah serta berwarna kehitaman.

Sedangkan perempuan tersebut mempunyai tinggi 160 cm dengan berat badan 65 kg serta mempunyai warna kulit kuning langsat dan berambut lurus. Usia perempuan itu ditaksir 20-25 tahun.

5. Andalkan Laporan Keluarga

Polisi kini mengharapkan ada pihak keluarga, teman dekat, atau kerabat korban yang melaporkan identitas korban ke pihak kepolisian.

Pasalnya, Lumban menyebut kamera CCTV yang ada di Tol Jagorawi tidak menyorot lokasi pembuangan mayat sehingga polisi kekurangan petunjuk.

"Harapan kami agar teman-teman korban ini, teman dekatnya, keluarga korban, cepat tahu untuj membawa identitasnya kepada kami, ini upaya kami dalam rangka pengungkapan kasus ini," kata Lumban.

Polisi menempel poster pengumuman guna mencari identitas mayat perempuan misterius yang ditemukan di jalur masuk Tol Jagorawi, Minggu (7/4/2019) lalu.KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Polisi menempel poster pengumuman guna mencari identitas mayat perempuan misterius yang ditemukan di jalur masuk Tol Jagorawi, Minggu (7/4/2019) lalu.

6. Cari Identitas Korban, Polisi Sebar Poster

Polisi menyebar poster berisi ciri-ciri korban supaya ada keluarga, teman, atau kerabat dekat korban yang melaporkan identitas korban kepada pihak kepolisian.

"Pemasangan brosur, stiker, agar nanti keluarga korban bisa tahu atau teman-teman korban, teman dekatnya, tahu bahwa korban sekarang di RS Polri," kata Lumban.

Poster-poster itu disebar di sejumlah titik keramaian seperti terminal, pangkalan ojek, angkutan umum, dan apartemen. Polisi juga meminta warga membagikan gambar poster itu lewat media sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com