Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Integrasi Stasiun MRT Asean-Halte CSW Diperkirakan Butuh Rp 30 Miliar

Kompas.com - 15/04/2019, 20:51 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memilih pemenang desain integrasi Halte transjakarta CSW dengan Stasiun MRT Asean.

Desain yang dimenangkan Studio Lawang itu diperkirakan menelan biaya Rp 30 miliar.

"Kami sudah sampaikan kepada para peserta (sayembara desain). Ini kita tetapkan ada di pagu Rp 30 miliar," kata Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono, Senin (15/4/2019).

Biaya itu, kata Agung, sudah meliputi detail engineering design (DED) hingga konstruksi sampai selesai.

Baca juga: Stasiun MRT ASEAN akan Tersambung ke Halte Transjakarta CSW

Agung mengatakan, pembangunan nantinya akan dibagi menjadi empat fase. Berikut rincian biaya tiap fase:

Fase 1 Halte Penghubung CSW estimasi biaya Rp 21,45 Miliar.

- Lantai 1 berfungsi sebagai Halte dengan luas 100 meter persegi dan biaya Rp 1 Miliar.

- Lantai 2, 3 dan 4 berfungsi sebagai retail dengan luas masing-masing 480 meter persegi dan biaya masing-masing Rp 4,8 miliar.

- Lantai 5 merupakan atap dan bordes seluas 500 meter persegi dengan biaya Rp 5 miliar

- Lantai 6 menjadi Halte Existing CSW dengan luas 105 meter persegi dan memakan estimasi biaya Rp 1,05 miliar

Fase 2-4 total luas 955 meter persegi dengan estimasi biaya Rp 8,25 miliar.

- Jembatan dengan luas 402 meter persegi dan biaya Rp 4,02 miliar.

- Halte di bangunan penghubung koridor 1 dengan luas 90 meter persegi dan biaya Rp 900 juta.

- Bangunan penghubung seluas 303 meter persegi dengan estimasi biaya Rp 3,63 miliar.

- Jembatan penghubung dengan JPO seluas 100 meter persegi dengan biaya Rp 700 juta.

Baca juga: Skybridge Antara Halte CSW dan Stasiun MRT ASEAN Ditargetkan Rampung Oktober

Perancangnya, Patrisius Marvin Dalimartha menjelaskan, akses integrasi ini akan dibuat bentuk melingkar. Menurut dia, bentuk itu sesuai dengan kondisi awal CSW dulu kala.

"Di CSW sebenarnya ada sebuah bundaran waktu direncanakan Pak Soesilo, arsitek tahun 1948 kalau saya tidak salah ingat. Dan di situ, bundaran itu tidak pernah ada sampai sekarang. Dan pada saat Pak Soejoedi mendesain bangunan ASEAN, Pak Soejoedi merespons bundaran yang sebenarnya di rencana itu ada," kata Marvin di Balai Kota DKI Jakarta, Senin.

Menurut Marvin, jalan layang koridor 13 "menenggelamkan" Gedung Sekretariat ASEAN tak lagi terasa. Oleh karena itu, desain yang dibuat berusaha menonjolkan kembali gedung itu.

"Bangunan ASEAN sebagai cagar budaya semakin tenggelam. Maka kami mencoba untuk menghadirkan kembali lingkaran itu. Dan dari lingkaran itu nanti akan ada satu titik di mana kita bisa menikmati pemandangan ke gedung ASEAN. Sehingga yang tadinya sudah tenggelam bisa kembali terlihat," kata Marvin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com