Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Petugas KPPS di Bekasi Meninggal dalam Sepekan Pasca-Pemilu 2019...

Kompas.com - 24/04/2019, 09:43 WIB
Dean Pahrevi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Satu pekan pasca Pemilu serentak 2019, sudah ada tiga petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kota Bekasi yang gugur karena faktor kelelahan mengurus pemilu di Tempat Pemungutan Suaranya (TPS) masing-masing.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bekasi, Nurul Sumarheni mengatakan, pihaknya terpukul dengan kabar bertambahnya petugas KPPS yang meninggal usai mengurus pemilu.

"Saya terpukul ya karena ternyata jatuh satu korban lagi. Setelah dua orang anggota KPPS kami meninggal dunia, dari (kecamatan) Bekasi Barat kemudian dari (kelurahan) Bojong Rawalumbu, sekarang siang tadi ternyata ada satu lagi anggota KPPS yang meninggal dunia," kata Nurul di kediaman Sudirdjo, anggota KPPS TPS 126, Aren Jaya, Bekasi Timur yang gugur, Selasa (23/4/2019).

Dia pun berharap tak ada lagi petugas KPPS di Kota Bekasi yang gugur. 

Baca juga: Diduga Kelelahan, Ketua KPPS di Bekasi Tewas Tertabrak Truk

Ahmad Salahudin Ketua KPPS TPS 081, Kelurahan Kranji, Bekasi Barat

Salahudin tewas usai alami kecelakaan tertabrak truk saat mengantar anaknya menggunakan sepeda motor ke pondok pesantren di daerah Depok pada Kamis (18/4/2019) pagi.

Salahudin diketahui belum tidur usai bertugas di TPS 081. Kemudian pada pagi harinya, ia harus mengantar anaknya pergi ujian.

Ahmad Saefudin (43), peristiwa nahas itu terjadi saat Salahudin bersama anaknya berada di Jalan Raya Pekayon, Bekasi Selatan, Kota Bekasi. Salahudin yang menyetir sepeda motornya gagal menyalip sebuah mobil sehingga menabrak truk dari arah berlawanan.

Baca juga: Pemprov Jabar Berikan Santunan Rp 50 Juta kepada 49 Petugas KPPS yang Meninggal

"Dia (korban) mau nyalip tapi enggak dapat. Mobil yang rusak bemper depan, kondisi motornya hancur bagian depan, motor Yamaha Mio merah," kata Ahmad saat ditemui di rumahnya, Kamis.

Akibat kecelakaan itu, Salahudin alami luka serius di bagian wajah yang menyebabkan dirinya gugur saat perjalanan menuju rumah sakit terdekat. Adapun anaknya alami luka ringan dan selamat.

Baca juga: Lelahnya Petugas KPPS Saat Penghitungan Suara

Fransiskus Asis Ismantara Ketua KPPS TPS 031, Kelurahan Bojong Rawalumbu, Rawalumbu

Kedua adalah Fransiskus Asis Ismantara, Ketua KPPS TPS 031, Kelurahan Bojong Rawalumbu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com, Ismantara gugur pada Jumat (19/4/2019) pukul 04.40 WIB di Rumah Sakit Saint Elisabeth.

Ismantara yang bertugas sebagai ketua KPPS gugur karena ada faktor kelelahan saat mengurus pemilu di TPSnya. Dia memaksakan diri tidak istirahat dari pemungutan suara pada Rabu (17/4/2019) hingga proses rekapitulasi suara selesai pada pukul 02.00 WIB dini hari.

Baca juga: Anggota KPPS Meninggal Dunia Bertambah Jadi 119

Dia juga diketahui langsung mengantarkan formulir C1 hasil suara pemilu di TPSnya ke Kelurahan Bojong Rawalumbu. Usai mengurus pemilu, Ismantara langsung membantu persiapan perayaan Kamis Putih dan Jumat Agung di Gejera Katholik Santo Arnoldus Janssen, Bekasi Timur.

Pada Kamis (18/4/2019) malam saat hendak istirahat, Ismantara mengeluh sakit pada bagian dadanya.

Dia pun dikerok oleh istrinya, namun keadaannya semakin parah dan dibawa ke Rumah Sakit. Namun pihak rumah sakit tidak bisa berbuat banyak, Ismantara gugur karena terkena serangan jantung.

Sudirdjo Anggota KPPS TPS 126, Kelurahan Aren Jaya, Bekasi Timur

Sudirdjo gugur karena ada faktor kelelahan usai selama 24 jam tidak beristirahat mengurus pemilu di TPS-nya. Dia gugur pada Selasa kemarin di Rumah Sakit Sentosa Bekasi.

Salah seorang anggota KPPS TPS 126 yang juga kerabat Sudirdjo, Imam Kuswari bercerita, Sudirdjo selama 24 jam mengurus pemilu. Dia pun sempat sesak nafas saat pemungutan suara, meski setelah itu kembali melanjutkan pekerjaannya.

Baca juga: Lagi, Petugas KPPS di Bekasi Meninggal Dunia akibat Kelelahan

Usai mengurus pemilu, keesokan harinya dia kembali beraktifitas seperti biasa di rumahnya dalam keadaan sehat. Namun pada 22 April 2019, Sudirdjo kembali alami sesak nafas sehingga harus dilarikan ke Rumah Sakit.

Pada Selasa siang kemarin Sudirdjo dinyatakan gugur. Berdasarkan keterangan dokter, Sudirdjo mengidap penyakit komplikasi sehingga menyebabkannya meninggal dunia.

"Sudah pasti beliau kecapean itu sudah pasti. Tidak tidur seharian beliau kan juga sudah sepuh dan beliau itu baru dilibatkan pertama kali jadi anggota KPPS," kata Imam.

Ketua KPU Kota Bekasi, Nurul Sumarheni di Kantor KPU Kota Bekasi, Selasa (16/4/2019).KOMPAS.com/DEAN PAHREVI Ketua KPU Kota Bekasi, Nurul Sumarheni di Kantor KPU Kota Bekasi, Selasa (16/4/2019).

KPU Kota Bekasi Minta Sistem Pemilu Diubah

Nurul mengatakan, pemilu serentak 2019 ini membuat para anggota KPPS harus bekerja di luar batas kemampuan tubuh untuk bekerja sehingga membuat para petugas KPPS harus sakit bahkan meninggal dunia.

"Mudah-mudahan sistem ini bisa di evaluasi secara menyeluruh. Supaya juga bisa memanusiakan para penyelenggara pemilu. Sebenarnya juga kami sering bekerja dalam situasi yang tidak manusiawi," ujar Nurul.

Baca juga: Usai Memilih, Wali Kota Bekasi Sebut Pemilu 2019 Terumit di Dunia

Menurut dia, petugas KPPS sebagai garda terdepan kelancaran pelaksanaan pemilu harus diperhatikan kondisi fisik serta ketahanannya oleh pemerintah

"Mereka yang menjadi garda terdepan pelaksanaan demokrasi karena sistem memang mekanisme kerjanya seperti itu, memaksa mereka bekerja divatas wajar kemampuan tubuh manusia," tutur Nurul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com