Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Ibu Hamil Harus Diberi Tempat Duduk di KRL hingga Transjakarta

Kompas.com - 29/04/2019, 09:11 WIB
Cynthia Lova,
Dian Maharani

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com- Transportasi umum seperti kereta rel listrik (KRL) commuter line maupun transjakarta, menyediakan kursi prioritas untuk lansia, ibu membawa balita, ibu hamil, dan penyandang disabilitas.

Terkait ibu hamil, Dokter Vita Silvana, SpOG dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) menjelaskan beberapa alasan mereka harus diberi tempat duduk saat naik transportasi umum.

Vita mengatakan, ibu hamil masuk golongan yang lemah dibandingan warga lainnya.

“Sebenarnya Karena dari beban kehamilan itu sendiri ya, apalagi kalau usia kehamilannya sudah besar. Dia harus diberikan tempat duduk karena bebannya semakin besar,” ucap Vita saat dihubungi, Kamis (25/4/2019) lalu.

Vita mengatakan, ketika ibu hamil tidak diberikan tempat duduk, maka dapat berdampak pada kondisi fisiknya. Salah satunya karena beban tulang punggung yang semakin terasa berat.

Baca juga: PT KCJ Menjawab Mengapa Ibu Hamil Masuk Kategori Prioritas di KRL

Selain itu, berdiri terlalu lama juga bisa membuat terjadinya hambatan aliran darah balik pada ibu hamil.

Karena aliran darah dari kaki tidak bisa dengan lancar naik kembali, maka cairan tubuh akan menumpuk di bagian bawah tubuh dan mengakibatkan ibu jadi mengalami kesemutan, kaki bengkak, hingga nyeri saat berjalan.

Ia mengatakan, apabila ibu hamil terlalu lama berdiri dengan kondisi KRL maupun transjakarta sedang padat, juga bisa berdampak bagi janinnya.

“Karena tekanan di daerah perut kan bisa mengganggu kondisi janin dan menyebabkan si ibu tersebut alami kontraksi dan parahnya bisa gugur,” ucapnya.

Baca juga: Kronologi Penumpang Melahirkan Dalam KRL Bogor-Jakarta

Adapun Vita sebelumnya menangani masalah ibu hamil yang hendak melahirkan di KRL. Jadi, seorang ibu dengan usia kehamilan berapa pun harus diberi tempat duduk.

Sementara itu, Humas PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), Anne Purba mengatakan, saat ini masyarakat sudah memiliki kesadaran yang baik untuk memberikan ibu hamil untuk duduk.

“Kesadaran masyarakat kita sebenarnya udah mulai membaik secara drastis pada orang hamil atau siapa pun yang prioritas. Bisa kita lihat selalu didahulukan ya di KRL baik itu di tempat duduk prioritas ataupun tempat duduk biasa,” ucapnya.

Ia mengatakan, pihaknya pun kini tengah menggencarkan etika ber-krl yang baik dan sudah mulai disosialisasikan ke semua masyarakat lewat sosial media KRL.

Baca juga: 5 Tahun Terakhir, Ada 2 Ibu Melahirkan di KRL

“Jadi kalau kita lihat instagram @krlcommuterline kita sedang gencar sosialisasikan etika ber-krl dan didalam annauncement kita juga selalu beritahu untuk mendahulukan penumpang yang prioritas,” ucapnya.

Sebelumnya, seorang penumpang Kereta Rel Listrik ( KRL) Nomor 1127 dari Bogor tujuan Jakarta Kota melahirkan di dalam gerbong kereta saat KRL melintas di kawasan Universitas Indonesia, Depok, Kamis (25/4/2019) siang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com