DEPOK, KOMPAS.com - Selama ini, komunitas punk dan anak jalanan kerap dipandang remeh dan sebelah mata oleh masyarakat.
Kehidupan mereka yang cenderung bebas dan dianggap “liar” seolah-olah melekat dan menjadi identitas mereka.
Namun, apa jadinya jika mereka ternyata juga merindukan untuk kembali ke jalan yang benar?
Hal inilah yang terjadi pada sejumlah anak jalanan, anak tidak mampu, dan komunitas punk di Depok.
Saat ditemui Kompas.com, mereka tengah mengaji di Mushala Al Barkah, Kembang Lio, Depok dibimbing relawan Senter Terminal (Senter).
Mereka tampak melantunkan ayat demi ayat Al Quran dengan fasih dan merdu.
Baca juga: Ini Alasan Kelompok Anak Punk Bunuh Anak 16 Tahun di Tangsel
Permukiman yang kumuh dan berdebu itu tak mengurangi semangat mereka untuk memahami keyakinan yang dianutnya.
Keseharian anak-anak punk yang lekat dengan narkoba, tindak kriminal, dan kehidupan bebas di jalanan membuat hati mereka kosong dengan keimanan.
Untuk itulah, Wawan dan Komunitas Senter yang ia dirikan berperan dalam membantu anak-anak jalanan beserta anak punk yang ingin lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
Wawan mengaku memerlukan strategi tersendiri agar anak-anak punk itu mau datang berkumpul dan akhirnya belajar agama.
Ia memikirkan bagaimana caranya agar bisa merangkul mereka yang tersisih dari masyarakat.
Sama seperti manusia pada umumnya, anak-anak punk itu juga haus akan ilmu agama dan ingin mengubah dirinya agar lebih baik.
Tak heran, Wawan menjadikan mereka sebagai ladang dakwah yang perlu dibimbing secara perlahan.
“Pertama saya pakai metode sebar beras. Jadi saya carter gerobak bakso dan saya panggil anak-anak itu. Terus mereka ngumpul di kelas dan saya dipanggil ustaz. Nah mulailah mereka dikenalkan dengan agama perlahan-lahan,” ucap Wawan sambil tersenyum.
Kesehariannya hidup di jalan membuat anak-anak tersebut sulit mengalami perubahan ke jalan yang benar. Mereka kerap tak acuh pada Wawan yang mengajari mereka mengaji.