“Yah namanya anak jalanan. Pas di kelas ada yang tiduran ada yang sambil ngelakuin apa saja, tetapi saya bilang ke ustaznya ini jihad kita dan Alhamdulillah dimengerti,” cerita Wawan.
Baca juga: TBM Kolong Flyover Ciputat Rangkul Anak Punk untuk Hapus Kesan Negatif
Lambat laun, anak-anak jalanan itu menjadi terbiasa berkumpul dan belajar agama. Hingga akhirnya, mereka punya kesadaran sendiri untuk datang mengaji.
Komunitas Senter berdiri pada 2010 hingga akhirnya aktivitas positif ini terus menerus dilakukan.
Namun, ada tahun 2014-2015 terjadi suatu kendala hingga akhirnya kegiatan ini sempat berhenti dan anak-anak jalanan itu harus kembali hidup di jalan.
Seiring berjalannya waktu, anak-anak punk ini rindu untuk belajar agama lagi dan meminta Wawan untuk mengajarkannya kembali mengaji.
"Mereka meminta saya untuk kembali mengaktifkan pengajian dan dengan bismillah kami jalan lagi sampai sekarang,” ucap dia.
Aktivitas mengaji Komunitas Senter ini mulanya digelar pada Kamis malam di Masjid Sekolah Terminal (Master) Depok. Namun kini, pengajian digelar pada Jumat malam.
“Jadi mereka sama-sama membaca Al Quran dengan dibimbing oleh relawan kami. Alhamdulillah ada beberapa relawan yang dengan sukarela mau berbagi ilmu dengan teman-teman disini,” ucap dia.
Buat ibu bangga
Wawan berharap, pengajian ini dapat mengubah pandangan masyarakat tentang anak punk yang menyeramkan dan cenderung kriminal.
“Ini yang kami ingin ubah mengenai stigma negatif anak punk. Kalau kita sudah bergaul dengan mereka kita bisa mendapatkan nilai positifnya di mana solidaritas mereka sangat kental dan bisa bertahan hidup dengan kondisi apa pun itu," kata dia.
Baca juga: Jelang Asian Games, Pemkot Bekasi Gencarkan Operasi Pengemis dan Anak Punk
Edo, salah satu anak punk yang ikut mengaji, mengakui bahwa hidupnya kini lebih tenang dan nyaman setelah mengenal Al Quran.
"Pertama kali baca Al Quran lagi ada rasa sedih. Saya menyesal kenapa dulu saya tinggalkan Al Quran,” kata dia sambil berkaca-kaca.
Anak punk asal Padang yang datang ke Depok 10 tahun lalu ini mengaku pernah menghafal empat juz dalam Al Quran.
Bahkan, dulu dia sering mengajarkan keluarganya untuk membaca Al Quran.
Edo berharap, dengan ia hijrah, dapat membawa keberkahan dan ketenangan baginya dan keluarga kecilnya.
"Saya ingin ibu bangga memiliki anak seperti saya, tidak banyak yang dapat dibanggakan dari saya. Saya tobat semoga ibu saya senang di sana," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.