Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Fakta Imbauan Pasien Ditunggui Mahram di RSUD Tangerang

Kompas.com - 11/06/2019, 12:07 WIB
Verryana Novita Ningrum,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA,  KOMPAS.com - Baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan adanya imbauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tangerang agar pasien dijaga orang sesama jenis atau oleh mahramnya.

Pihak rumah sakit maupun Dinas Kesehatan Kota Tangerang membenarkan imbauan tersebut.

Namun, kedua pihak sepakat menyatakan bahwa imbauan itu tidak bersifat wajib.

"Ini sifatnya universal, penginnya, kan, pasien yang dirawat ini sesuai gender, ini, kan, hanya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," kata Liza saat dikonfirmasi di kantor Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Senin (10/06/2019).

Baca juga: Viral Imbauan Pasien Ditunggui Mahram di RSUD Tangerang, Ini Kata Dinkes

Begitu pula dengan hal darurat. Rumah sakit akan tetap melakukan pelayanan kepada pasien, sebab aturan ini diimbau untuk penjaga pasien dan sifatnya fleksibel.

Ia mencontohkan, jika dalam satu keluarga hanya ada anak perempuan, sedangkan yang sakit adalah laki-laki, imbauan itu tak mesti diikuti.

"Boleh kok, boleh banget," ujarnya. 

Baca juga: Pengumuman agar Pasien Ditunggui Mahram atau Sesama Jenis di RSUD Kota Tangerang Telah Dicopot 

Dokter dan perawat disesuaikan dengan keadaan

Liza mengatakan untuk dokter dan perawat, akan disesuaikan dengan jumlah dan ketersediaan dokter dan perawat pada saat itu.

"Jadi, dokter dan perawat itu, ya, dokter yang ada, karena dokter itu jumlahnya sedikit dan terbatas kan," ucap Liza. 

"Tetapi kalau ada perawat yang sesuai gender kan lebih nyaman juga pasiennya," katanya. 

Baca juga: RSUD Kota Tangerang Dapat Sertifikat RS Syariah, Apa Artinya?

Meskipun RSUD Kota Tangerang menganut prinsip syariah, tetapi prinsip utama tetap menjalankan pelayanan kesehatan bagi pasien.

"Sebenarnya kalau bangsal memang dipisah, perempuan dan laki-laki, RS lain juga begitu, tetapi mungkin mereka nggak ada imbauannya," ujar Liza. 

RSUD Tangerang raih sertifikasi RS syariah

Pada Maret 2019, RSUD Kota Tangerang meraih RS Syariah dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) bekerja sama dengan Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI).

Ini menjadikan RSUD Kota Tangerang sebagai RS Syariah pertama di Jawa setelah Aceh.

Kepala Hubungan Masyarakat RSUD Kota Tangerang Lulu Faradis mengatakan, pihaknya telah mencapai tiga indikator mutu wajib dan delapan indikator standar pelayanan yang ditentukan oleh MUKISI.

Baca juga: Gubernur Anies ke RSUD Tarakan, Cek Pelayanan untuk Korban Aksi Massa

"Secara global kami sudah memenuhi delapan syarat RS syariah itu, walaupun belum 100 persen syariah," kata Lulu. 

Menurut dia, ide ini berawal dari visi dan misi Wali Kota Tangerang mengenai kota berakhlak mulia.

"Jadi, direktur kami termotivasi untuk membuat RS syariah," ujarnya. 

Baca juga: Satu Korban Longboat Jalani Rawat Inap di RSUD Mimika

Ia mengatakan, tujuan RS berbasis syariah adalah untuk meningkatkan pelayanan, salah satunya menjaga aurat pasien dengan menyediakan fasilitas seperti hijab khusus ibu menyusui.

"Juga keamanan dan kenyamanan ketika pasien ditangani oleh perawat yang juga sesama jenis," ucap Lulu.

Papan pengumuman sudah dicopot 

Papan pemgumuman yang viral tersebut akhirnya dicopot oleh pihak RS pada Senin (10/6/2019).

Berdasarkan pantauan Kompas.com, papan yang tadinya berada di dekat lift lobi utama, sudah tidak ada lagi.

Menurut Lulu, papan tersebut akan diganti dengan kata-kata yang lebih umum dan mudah dipahami.

Baca juga: Jam Kerja Ramadhan Diterapkan, Gubernur Pastikan Pelayanan RSUD Banten Tidak Terganggu

"Insya Allah akan kami ganti kata-kata tersebut. Mungkin seperti ikhtilwat, orang-orang awam masih berpikir ini apa," kata Lulu. 

Lulu mengatakan, papan itu dipasang setelah mendapatkan sertifikasi pada Maret lalu, guna mengimbau masyarakat.

"Memang ada ketentuan dari MUKISI untuk menginformasikan tentang perbedaan gender, tapi karena ramai jadi kami turunkan dulu papannya, kami ganti nanti," ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com