JAKARTA, KOMPAS.com - Pulau D, pulau hasil reklamasi di Teluk Jakarta, merupakan satu dari empat pulau yang telanjur dibangun oleh pengembang. Total ada 17 pulau yang hendak dibangun. Namun 13 pulau lainya, yang belum dibangun, dicabut izinnya tahun lalu oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Dengan adanya jembatan penghubung antara Pulau D dengan daratan Jakarta, tak heran jika pulau itu mengundang rasa ingin tahu warga Ibu Kota.
Sejumlah warga Jakarta ibarat tersedot ke pulau itu saat siang telah berganti malam. Area Food Street yang berlokasi tak jauh dari jembatan penghubung itu jadi sasaran mereka. Ada puluhan kios makanan yang siap menghidangkan aneka pesanan dan deretan meja makan yang tampak nyaman untuk "nongkrong".
Baca juga: Pulau D Reklamasi yang Berdenyut Malam Hari...
Terdapat pula dua unit toilet ber-AC di masing-masing sudut. Iringan musik, semilir angin, dan naungan lampu-lampu kecil yang menerangi Food Street jadi nilai plus. Beberapa petugas kebersihan juga mondar-mandir membereskan piring kotor.
Saat malam datang, para pengunjung mulai berdatangan dari arah Pantai Indah Kapuk (PIK). Beberapa membawa keluarga, teman, bahkan anjing peliharaan.
Jalan raya di depan Food Street yang buka sejak pukul 17.00 itu pun disulap jadi tempat parkir yang menampung lebih dari 30 mobil pengunjung.
Seorang pengunjung, Angga (47) menyebut bahwa ia dan keluarganya sengaja datang untuk mencicipi suasana di Food Street Pulau D karena penasaran.
"Baru pertama kali datang, lagi liburan saja anak-anak mau makan di sini. Sering lewat waktu itu, kok ramai, jadi mau cobain suasananya," ujar Angga, Kamis (13/6/2019) malam.
Pengunjung juga dapat berjalan kaki ke arah jembatan penghubung Pulau D dan daratan Jakarta. Di sana, pengunjung dapat berfoto dengan latar belakang kelap-kelip lampu kota dan gedung-gedung bertingkat yang instagrammable.
Hal itu misalnya dilakukan Audi (41), pengunjung asal Pondok Kopi, Jakarta Timur.
Baca juga: Mengapa Anies Tak Bongkar Bangunan di Pulau Reklamasi?
"Makanannya enak, pas gelap juga ada pemandangan dari jembatan sana. Jalan sedikit, bisa lihat sunset, pesawat lewat di atas-atas sini, lampu-lampu juga cantik," kata Audi.
"Suasananya juga sudah beda, begitu naik jembatan sudah terasa tuh ekslusif. Apalagi tempat lain kalau pinggir jalan begini kan bising, ini kan enggak. Kayak gini mana dengar klakson. Enak," imbuhnya.
Kendati ramai saat malam hari, situasi di pulau yang berganti nama jadi kawasan Pantai Maju itu sepi pada siang hingga sore hari.
Pagar-pagar seng berwarna hijau setinggi dua meter yang menutupi pekerjaan proyek di berbagai sisi menjadi pemandangan yang jamak terlihat di sana.
Jelang sore, paling banter aktivitas yang terlihat adalah sejumlah pengunjung yang tampak sudah duduk-duduk menanti beroperasinya Food Street. Sesekali, beberapa kendaraan melintas dari arah Pantai Indah Kapuk, mulai dari sepeda motor, bus Transjakarta rute Balaikota-PIK, dan beberapa mobil.