Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antrean Daftar PPDB Membeludak akibat Perubahan Kuota Sistem Zonasi hingga Info Hoaks

Kompas.com - 19/06/2019, 11:23 WIB
Cynthia Lova,
Dian Maharani

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com- Animo masyarakat untuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA dan SMK negeri se-Jawa Barat tahun ini terlihat tinggi.

Pasalnya dua hari sejak dibukanya pendaftaran PPDB pada Senin (17/6/2019) SMA Negeri 1 Depok terus menerus didatangi orangtua yang hendak mendaftarkan anaknya.

Kepala Sekolah SMAN 1 Depok, Supyana menjelaskan membeludaknya masyarakat yang daftar PPDB lantaran ada dua faktor .

Pertama, Supyana mengatakan, perubahan dalam kuota zonasi pada tahun ini menjadi penyebab animo masyarakat yang tinggi.

Sebab sejumlah warga yang tempat tinggalnya berjauhan dari sekolah SMA Negeri 1 pun ikut mendaftar.

Baca juga: Kata Pemkot Depok soal Membeludaknya Pendaftaran PPDB

“Kalau tahun lalu zonasi hanya 10 persen dan itu menggunakan radius 300 meter dari sekolah, tapi sekarang mencapai 90 persen dengan nenggunakan titik koordinat,” Supayana di Sekolah SMA Negeri 1, Jalan Nusantara, Pancoran Mas, Depok, Senin (18/6/2019).

Dari zonasi yang telah diverifikasi oleh sekolah, Supyana mengatakan, akan diseleksi lagi yang mana titik koordinatnya tempat tinggalnya yang berdekatan dengan sekolah dan memenuhi standar persyaratan SMAN 1.

“Jadi untuk zonasi murni itu 50 persen, zonasi siswa tidak mampu 20 persen, dan 15 persen untuk zonasai kombinasi (paduan antara nilai Ujian Nasional dengan nilai jarak). Nah kombinasi ini proporsinya 60 persen x 30 persen nilai zonasi sehingga dapat satu nilai dan nilai itu yang diseleksi,” ucap Supayana di Sekolah SMA Negeri 1, Jalan Nusantara, Pancoran Mas, Depok, Senin (18/6/2019).

Ia menyebutkan, ada ribuan orang yang sudah datang untuk mendaftar di SMAN 1 Depok.

“Normalnya kami perkiran berdasarkan tahun lalu kami siapkan 1.200 orang tapi yang terjadi lagi lebih banyak dari itu. Kemarin itu lebih dari 2.000 orang yang datang,” ucapnya.

Selain kuota zonasi yang bertambah, Supyana mengatakan informasi yang salah beredar di masyarakat membuat masyarakat salah persepsi atau pengertian.

“Jadi ada informasi yang datang duluan akan prioritas diterima. Padahal tidak ada yang bikin umumkan begitu. Itu hanya berita hoaks saja,” ucapnya.

Ia mengatakan, pendaftaran PPDB SMA Negeri 1 dibuka sampai Sabtu (22/6/2019).

“Sementara, pengumumannya diterima atau tidaknya itu pada tanggal 29 Juli 2019 via website sekolah, Disdik Pemrov Jawa Barat juga sebenarnya bisa dipantau,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com