Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Nama Adhyaksa Dault Disebut Lagi sebagai Cawagub DKI

Kompas.com - 03/07/2019, 09:44 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault dalam beberapa hari terakhir disebut-sebut ingin menjadi wakil gubernur DKI Jakarta. Posisi wakil gubernur Jakarta kosong setelah ditinggalkan Sandiaga Uno pada Agustus tahun lalu.

Penyebutan nama Adhyaksa muncul saat dia menemui Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi di kediamannya di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Senin (1/7/2019) lalu.

Prasetio mengatakan, Adhyaksa menyampaikan keinginannya untuk menjadi wakil gubernur DKI Jakarta.

"Beliau (Adhyaksa) juga ingin mencoba, maulah istilahnya, mau juga mencalonkan (jadi wagub). Mau juga beliau, ya kalau bisa," ujar Prasetio.

Baca juga: Adhyaksa Dault Disebut Ingin Jadi Wagub, Ini Tanggapan Gerindra

Ia menyebutkan, kedatangan Adhyaksa juga untuk bersilaturahim dengannya sebagai teman yang sama-sama pernah menjadi pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) DKI Jakarta.

PKS sebut "sudah close"

Sebagai partai pengusung kedua cawagub DKI, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI Jakarta menyebutkan tak ada yang salah dengan keinginan Adhyaksa.

Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi menyatakan, semua orang berhak untuk mempunyai keinginan dan tak bisa disalahkan.

"Pertama orang punya keinginan boleh enggak? Ya keinginan enggak bisa disalahin biarkan saja, siapa saja boleh. Mbak, mau jadi cawagub juga boleh. Jadi tak usah kaget orang mau nyalon," kata Suhaimi saat dihubungi Kompas.com, Selasa kemarin.

Namun, keinginan Adhyaksa itu tak sesuai dengan mekanisme dan peraturan yang sudah dibentuk untuk pemilihan wagub DKI Jakarta. Secara mekanisme, nama cawagub diajukan oleh PKS dan Partai Gerindra. Dua partai itu sudah mengajukan dua nama dan kini dibahas DPRD DKI.

DPRD DKI saat ini tengah menyempurnakan draf tata tertib pemilihan wagub yang dikerjakan pansus (pania khusus).

"Kalau soal mekanisme ya beda. Mekanisme ini kan kami sudah menetapkan, sudah dikirimkan ke Pak Gubernur, sudah dibahas di DPRD. Sekarang dibentuknya pansus kan karena ada dua calon. Nanti pansus membuat tatib, nanti pansusnya bubar baru ada panlih dan terpilihlah salah satu," kata dia.

Dengan begitu, Adhyaksa sudah tidak bisa mengajukan diri. Apalagi, Adhyaksa juga bukan kader PKS atau pun Gerindra.

"Iya sudah close. Tapi kalau orang keinginan ya enggak bisa disalahin. Ini kan sudah dikirim sudah masuk ke pansus," kata dia.

Gerindra buka peluang

Sementara itu, Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik mengatakan siapa pun boleh menjadi cawagub DKI Jakarta.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com