Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudadi si Pengemudi Ojol Meninggal di Ruang Tamu, Ibunya yang Lumpuh Dirawat Keluarga

Kompas.com - 04/07/2019, 15:37 WIB
Walda Marison,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Murtini kini seorang diri setelah putranya, Sudadi, meninggal dunia dan jenazahnya baru ditemukan tiga hari kemudian pada Rabu (3/7/2019) di ruang tamu rumah.

Rencananya, Murtini yang menderita kelumpuhan akan dibawa ke kampung halamannya di Kuningan, Jawa Barat.

Di sana, wanita yang berusia sekitar 75 tahun itu akan dirawat oleh keluarga kakak Sudadi serta menjalani pengobatan.

Hal itu dikatakan ketua RT 02/15, kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Alex Widodo saat dihubungi di Jakarta, Kamis (4/7/2019).

Baca juga: Kisah Pilu Driver Ojol dan Ibunya yang Lumpuh, Tak Sadar Anak Tewas Membusuk di Samping Kamar

"Jadi keluarga kakaknya (Sudadi) akan ngerawat ibunya (Murtini) di kampung, sembari jalani pengobatan," kata Alex.

Menurut Alex, kakak Sudadi yang bekerja di Jakarta akan menempati rumah di mana Sudadi ditemukan tewas.

Alex menganjurkan bahwa rumah tersebut agar tidak dikosongkan dan harus ditempati oleh keluarga almarhum.

"Saya bilang rumah jangan dikosongin harus tetap ditinggalin,  kalo kosong nanti hawanya lain," kata Alex.

Untuk diketahui, Sudadi ditemukan dalam kondisi membusuk di ruang tamu rumahnya di Jalan Pulo Kemuning II, RT 02/RW 15, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu kemarin.

Penemuan jenazah berawal dari tetangga curiga lantaran mencium bau busuk sekitar rumah Sudadi pada pukul 12.00 WIB.

Baca juga: Jenazah Pengemudi Ojol yang Membusuk di Ruang Tamu Telah Dimakamkan

Sudadi diketahui tinggal bersama ibunya yang menderita lumpuh. Ibu Sudadi tidak bisa bergerak dan hanya tertidur di kamar. Setiap hari ibu Sudadi diberikan makan oleh tetangga melalui jendela kamarnya.

Karena itulah, ibu Sudadi tidak tahu bahwa anaknya sudah tewas di ruang tamu.

"Saat ditanya ibunya, dia enggak tahu kalau anaknya sudah tewas. Dia juga enggak nyium bau busuk," kata Alex.

Lebih lanjut, Alex pun tidak mengetahui jika korban punya riwayat penyakit tertentu. Yang dia tahu pada Sabtu (29/6/2019) lalu Sudadi sempat mengeluh masuk angin kepada tetangganya.

"Jadi hari Sabtu dia biasa ngegrab, tapi hari itu enggak. Dia ngeluh sakit, masuk angin dia minta tolong ke tetangga untuk dikerokin badan," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com