Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Relawan Penyapu Ranjau Paku, Terkumpul 3,5 Ton hingga Diancam Dibunuh

Kompas.com - 06/07/2019, 11:17 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - "Bismillah, risikonya tinggi ngga ada yang gaji. Taruhannya nyawa, kalau sudah siap, ayo jalan bareng-bareng."

Kata itu terucap oleh 12 orang anggota pertama dari korban ranjau paku.

Berlandaskan inisiatif dari korban oknum yang tidak bertanggung jawab yang hanya memikirkan bagaimana memperkaya dan menguntungkan diri sendiri tanpa memikirkan keselamatan orang lain.

Selain itu, tidak adanya tindakan dari pihak berwajib dan hanya mengeluh jika ban sepeda motor terkena ranjau paku di jalan.

Maka pada 8 Agustus 2011, terbentuklah relawan sapu bersih (Saber) ranjau paku atas keresahan tiga orang pegiat bernama Rohim, Siswanto dan Agus dengan dasar rasa prihatin agar terorganisir dan terarah.

"Minimal diri sendiri terselamatkan, bagus lagi orang lain pun diselamatkan," kata Agus (49) warga asal Purbalingga yang menetap di Jakarta mulai 1995.

Namun, menurut Agus, masing-masing anggota sudah menyapu sendiri-sendiri pada 2010, di Bekasi dan di Jakarta Barat. Tidak saling mengenal satu sama lain pada awalnya.

Anggota Saber terdiri dari berbagai macam profesi, yaitu karyawan pabrik, kontraktor, penjual nasi, penjual kue, sopir pribadi, pengemudi ojek daring dan panggilan di Jakarta.

"Niat kita sama, untuk menumpas dan memberantas oknum yang tidak bertanggung jawab," ucap Agus yang merupakan kontraktor swasta.

Ia mengklaim, pada 2010-2011, ranjau paku itu banyak bertebaran di kawasan Jakarta Timur dan Bekasi.

"Gila lah pokoknya, ranjau paku itu banyak banget, seperti mewabah," ujar Agus.

Menurut Agus, magnet atau besi berani itu selalu tersedia di sepeda motornya. Ia selalu melakukan penyapuan saat pagi berangkat kerja menuju kantor. Penyapuan ia lakukan secara sukarela dan tanpa paksaan.

Ia diuntungkan sebagai kontraktor swasta yang selalu keluar kantor jika siang hari, ia menyempatkan diri selalu melakukan penyapuan ketika ia melintas dengan motornya.

Ia mengklaim, kalau rajin melakukan penyapuan selama 24 jam di Roxy, terkumpul paku sebanyak 500 kilogram hingga satu ton.

Menurut dia, anggota Saber selalu berkumpul di akhir pekan dan akhir bulan untuk melakukan penyapuan bersama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com