Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Kata Betawi, Strategi Tahi Pasukan Belanda yang Heroik

Kompas.com - 12/07/2019, 06:30 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Heru Margianto

Tim Redaksi

5. Tahi

Iya betul tahi, kotoran manusia yang keluar lewat “pintu belakang” anatomi kita. Ini pendapat yang paling unik soal asal-usul kata Betawi.

Baca juga: Benarkah Kata Betawi Bermula dari Perang Tahi?

Ceritanya tertulis di buku Kisah-kisah Edan Seputar Djakarta Tempo Doeloe karangan Zaenuddin HM (2016).

Alkisah, pada 1629 pasukan VOC berdiam di Benteng Maagdelijn di sudut tenggara Batavia. Lokasinya sekarang berada di seberang jembatan Glodok di sudut Jalan Pinangsia dan Hayam Wuruk.

Benteng itu juga pernah disebut Benteng Hollandia dan Battengburg sebelum akhirnya diratakan dengan tanah pada 1766.

Seyger van Rechteren, seorang pegawai VOC, mencatat serangan hebat yang dihadapi Benteng Maagdelijn pada 1629.

Seperti diketahui, tentara Mataram berusaha merebut Batavia dari tangan Belanda pada 1628 dan 1629. Serangan pada 1628 gagal. Tak menyerah, Mataram kembali melakukan serangan kedua pada 1629 dan membuat repot tentara Belanda.

Dalam serangan kedua, Benteng Maagdelijn dikepung, dihujani meriam dan api. Pasukan Mataram juga menyeberangi parit dan menaiki tembok benteng dengan menggunakan tangga dan tali rotan.

Di benteng tersebut, tersisa 15 serdadu Belanda tanpa sebutir peluru. Mereka gemetaran dan sangat takut. Di situasi terjepit itu, salah seorang tentara Belanda tiba-tiba mendapat ide.

Ia berlari mengambil tahi dengan sebuah panci dan menumpahkannya ke bawah ke arah tentara Mataram. Kotoran manusia itu menimpa kepala, muka, dan bahkan menempel ke sebagian tubuh para penyerang.

Langkah itu segera ditiru tentara Belanda lain. Mereka mengambil tahi entah dari mana, lalu melemparnya ke pihak musuh.

Lantaran tidak tahan dengan baunya, bala tentara Mataram berusaha menghindar dan lari kocar-kacir.   

"Mambet (bau) tahi! Mambet tahi!," teriak mereka sambil berlari. Serangan terhadap Benteng Maagdelijn bisa digagalkan.

Konon, dari teriakan itulah kemudian muncul istilah sekaligus lahirnya kata "Betawi".

Cerita yang sama

Kesaksian yang sama juga diceritakan Johan Neuhof (1618-1672), seorang Jerman, yang menerjemahkan sebuah buku berbahasa Belanda yang berkisah tentang pasukan VOC yang terjepit menghadapi serangan pasukan Mataram.

Dalam bukunya yang berjudul Die Gesantschaft der Ost-Indischen Geselschaft in den Vereinigten Niederlaendern an Tartarischen Cham, (1669), Neuhof berkisah tentang serangan prajurit Mataram pertama kali ke Benteng Hollandia di Batavia pada 1628.

Prajurit Mataram melancarkan kecamuk serangan hebat ke kubu Hollandia pada paruh kedua September 1628.

Di dalam benteng, Sersan Hans Madelijn bersama 24 serdadunya, yang kabarnya hanya didukung dua artileri tempur, mencoba bertahan dari serangan pengepung.

Garnisun Kota Batavia itu dikepung selama sebulan penuh sejak Agustus. Komandan pasukan Mataram merasa yakin dapat merebut benteng. Pada malam 21 dan 22 September, kedua belah pihak bertempur habis-habisan.

Sengitnya pertempuran membuat pasukan VOC kewalahan dan kehabisan amunisi. Madelijn, pemuda berusia 23 tahun yang asal Jerman, mencatatkan kisah heroik. Ia menyelinap ke ruang serdadu kemudian menyuruh anak buahnya untuk membawa sekeranjang penuh tinja.

O, seytang orang Hollanda de bakkalay samma tay!” — O, setan orang Belanda berkelahi sama tahi— demikian teriak prajurit Mataram yang dikisahkan ulang oleh Neuhof.

Peristiwa itu juga membuat Batavia pernah mendapat julukan "Kota Tahi" karena kotoran manusia berserakan di berbagai sudut kota.

F de Haan yang menyusun buku Oud-Batavia menyebut, pada tahun 1899,  jalan di sebelah barat bekas Benteng Hollandia yang bernama "Buiten Kaaimans Straat" oleh penduduk setempat disebut Gang Tahi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: 'Ngaku' Masih Tinggal di Jakarta, Padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: 'Ngaku' Masih Tinggal di Jakarta, Padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com