Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Gerhana Bulan dari Sudut Taman Ismail Marzuki

Kompas.com - 17/07/2019, 08:41 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah dinginnya malam Jakarta, Selasa (16/7/2019) malam, anak-anak muda terlihat berkumpul di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.

Mereka bercengkerama asyik, sembari sesekali melirik arloji, seperti menunggu sesuatu.

Kebetulan, cuaca malam itu cerah. Sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa daerah Jakarta bakal cerah berawan sepanjang hari.

Tepat pukul 21.00 WIB, tanpa dikomando, mereka bergegas menuju Planetarium dan Observatorium Jakarta, masih dalam satu kawasan TIM.

Rupanya, akan ada pertunjukan di objek wisata edukasi itu.

Planetarium dan Observatorium Jakarta dibangun pada tahun 1964 oleh Presiden Soekarno, kemudian diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 1969 untuk dikelola.

Pengunjung segera mengantre untuk mendaftar sebelum bisa menikmati indahnya bulan melalui teleskop yang telah disediakan. Tak perlu membayar, cukup menulis nama, asal dan nomor telepon.

"Mau nonton gerhana (bulan). Pakai teleskop, jarang-jarang kan," kata Winda, pengunjung asal Cikarang yang datang bersama dua kawannya, seperti dikutip Antara.

Demi bisa menyaksikan gerhana bulan secara langsung, mereka bertiga berangkat dari Cikarang, bakda maghrib menaiki kereta.

Tak mau ketinggalan, gadis yang baru lulus sekolah itu berniat menunggu hingga gerhana bulan sebagian berakhir, pada Rabu (17/7/2019) pagi.

Awal gerhana bulan sebagian dimulai pada Rabu pukul 01.43 WIB hingga pukul 06.00 WIB, karena setelah itu bulan terbenam, berganti terbitnya matahari.

Sembari menunggu gerhana bulan, pengunjung bisa melihat keindahan bulan melalui teleskop, serta beberapa planet, seperti Saturnus dan Jupiter.

13 teropong

Pengelola Planetarium dan Observatorium Jakarta telah menyediakan 13 teleskop untuk masyarakat yang ingin melakukan peneropongan gerhana bulan.

"Kami sediakan 13 teleskop. Masyarakat bisa meneropong secara langsung," kata Kepala Satuan Pelaksana Teknik Pertunjukkan dan Publikasi Planetarium dan Observatorium Jakarta, Eko Wahyu Wibowo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com