Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imigrasi Jakpus Sidak Apartemen Green Pramuka, WNA Takut hingga Pasrah

Kompas.com - 19/07/2019, 23:08 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Imigrasi Jakarta Pusat didampingi pengelola Apartemen Green Pramuka City melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap para Warga Negara Asing (WNA) yang tinggal di Apartemen Green Pramuka City.

Razia ini dilakukan terhadap WNA yang tidak memiliki surat lengkap.

Sidak ini menuai respons beragam dari para WNA, mulai dari takut hingga pasrah.

Pantauan Kompas.com pada Jumat (19/7/2019) razia dilakukan di Tower Pino Apartemen Green Pramuka City.

Pertama, razia dilakukan di lantai 16 tampak orang Nigeria bersama keluarganya yang tinggal di sebuah kamar apartemen dengan kamar dua.

Namun, mereka bisa menunjukkan bukti paspor atau izin tinggal mereka dengan lengkap.

Baca juga: Kantor Imigrasi Baru di Bekasi Diklaim Jadi Role Model Kolaborasi Pemerintah Pusat dan Daerah

Kemudian, razia dilanjutkan ke lantai 26. Di sana, petugas mencoba memeriksa kamar yang berisi pemuda Nigeria.

Para petugas agak kesulitan saat menyidak mereka. Sebab para tetangga mengaku tak pernah melihat pemuda itu sehari-hari.

"Saya tidak pernah lihat sih, padahal saya setiap hari di sini. Sendalnya enggak keliatan,” ucap salah satu tetangganya.

Curiga, petugas pengamanan dan bersama Imigrasi pun langsung mendobrak kamar tersebut.

Saat didobrak, empat pemuda Nigeria itu tengah berada di dalam kamar.

Mereka tampak pasrah saat diminta oleh petugas untuk mengemasi barang-barang mereka.

Selang tiga puluh menit, empat pemuda Nigeria ini pun langsung membawa barang-barang mereka ke luar apartemen.

Baca juga: Melihat JPO Tak Terawat di Depan Kantor Imigrasi Jakarta Timur

Setelah itu, mereka satu per satu didata dan dibawa langsung ke Imigrasi Jakarta Pusat.

Kepala Seksi Intelegen dan Penindakan Imigrasi Kelas 1 Jakarta Pusat, Kiven mengatakan, sidak para WNA itu lantaran adanya laporan dari para penghuni apartemen yang resah dengan keberadaan para WNA ini.

Ia mengatakan, ada 15 orang yang dibawa ke Imigrasi Jakarta Pusat untuk penyelidikan lebih lanjut.

Menurutnya, rata-rata yang ditemukan berasal dari Nigeria dan Gambia. Meski demikian, ia tak menjelaskan secara detail apa tujuan 15 orang WNA itu ke Indonesia.

"Kami belum sempat tanyakan tadi, kami masih lakukan pemeriksaan," ujar Kiven di Apartemen Green Pramuka City, Jakarta Pusat, Jumat (19/7/2019).

Kiven mengatakan, rata-rata para WNA ini mengaku izin tinggal mereka disimpan oleh teman-teman mereka.

Ia tak menampik ke depan 15 orang WNA yang diamankannya hari ini akan dideportasi.

Sementara itu, Lusida Sinaga, Head of Communication Green Pramuka City mengatakan, penyidakan ini dilakukan menjaga ketertiban di apartemennya.

"Rata-rata kami mendapatkan laporan kalau ada WNA dari penghuni apartemen, langsung kami teruskan ke Imigrasi," ucap Lusida.

Menurutnya, para WNA ini menyewa apartemennya menggunakan jasa broker bukan jasa dari marketingnya sendiri.

"Sebenarnya selama ini kami sudah membuat house rules di management di pengelolaan. Jadi setiap penghuni harus melaporkan untuk paspor, visa yang jelas penghuni atau pemilik unit itu kan tidak hanya memakai sales in house kami tapi mereka juga pakai agent dan broker dari luar untuk menyewakan unit bagi mereka," tutur Lusida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com