Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkenalan dengan Hajaka, Komunitas yang Bangga dengan Handphone Jadulnya...

Kompas.com - 22/07/2019, 07:31 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

"Enggak terhitung. Saya jujur ada 60 sampai 70 itu yang normal kalau dibawa repot. Kadang beli terus taruh di rumah saja karena memang suka," ungkapnya.

Lain halnya dengan Erik, dalam pertemuan itu Ia sempat membawa hingga 15 HP jadul.

"Ini yang saya bawa hari ini 15, kalau di rumah lebih banyak lagi. Kita ini penggemar HP jadul kebanyakan HP-nya malah enggak kita pakai cuma simpan saja," kata dia.

Menjual "history"

Seperti diketahui, adanya komunitas ini bukan hanya sebagai ajang kumpul para kolektor tetapi juga jual beli.

Masato menuturkan, ajang jual beli kerap terjadi tanpa ditentukan. Namun paling sering dilakukan adalah di grup facebook HAJAKA (HP Jadul Jakarta).

HP jadul pun dijual dengan harga bervariasi tergantung merk, tahun rilis, dan masa pakainya.

Semakin langka, maka harga pun akan semakin tinggi. Hal ini kadang membuat masyarakat awam berpikir bahwa HP jadul lebih mahal dari HP rilisan terbaru.

Padahal menurut Masato, kebanyakan dari mereka membeli HP jadul karena history atau kenangan.

"Kadang kita kalau sama user pembeli walaupun bukan hobi ya mereka beranggapan HP jadul Rp 1,8 juta atau Rp 2 juta ke atas itu kemahalan dibandingkan beli android. Kita jual harga mahal, kita jual history. Makanya kan orang beli karena kenangan di HP," tutur Masato.

Ia pun menyebut hobi tak bisa dinilai dari uang yang dikeluarkan. Bahkan tak jarang anggota komunitas bahkan membeli hp jadul dalam keadaan yang sudah tak bisa menyala.

"Nilainya dari kepuasan, bisa memiliki, karena sudah senang nilai itu masalah lain lagi. Meski pun HP-nya mati kalau sudah suka tetap beli," ujar dia.

Istilah lucu dan langka

Hajaka sendiri mereka seringkali menggunakan istilah-istilah lucu dan langka. Istilah-istilah ini memang terkenal di kalangan pecinta HP jadul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com