Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teralis yang Tutup Rapat Ruko di Teluk Gong Sulitkan Proses Evakuasi Saat Kebakaran

Kompas.com - 05/08/2019, 20:38 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan teralis pada rumah toko (ruko) kerap kali menjadi momok dalam peristiwa kebakaran. Pasalnya penggunaan teralis besi menyulitkan petugas pemadam kebakaran untuk mengevakuasi korban.

Salah satunya terjadi pada kebakaran yang melanda sebuah ruko di Jalan K Teluk Gong, Pejagalan, Pademangan, Jakarta Utara pada Senin (5/8/2019) dini hari.

Pasangan suami istri berinisial Tn (45), istri bernisial JR (44), dan dua anak mereka ES (17) dan KW (8) tewas akibat terjebak di lantai dua ruko tersebut.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi lantai dua ruko tersebut terpasang teralis besi yang rapat. Hanya ada sebuah pintu kecil yang berada di tengah-tengah teralis.

Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara, Satriadi Gunawan mengakui bahwa adanya teralis tersebut menyulitkan petugas melakukan evakuasi.

Baca juga: Polisi Periksa Tiga Saksi Terkait Kebakaran di Teluk Gong

"Ya iya, karena kan pingin selamat tapi enggak selamat," kata Satriadi saat dihubungi Kompas.com, Senin.

Pihaknya membutuhkan waktu untuk membuka teralis besi tersebut menggunakan gergaji besi khusus yang digunakan petugas pemadam kebakaran.

Warga yang sudah puluhan tahun tinggal di kawasan Teluk Gong, Arifin, mengatakan kejadian seperti itu bukan kali pertama terjadi.

Peristiwa yang sama pernah terjadi sekitar bulan Februari lalu. Kala itu dua orang warga terjebak di dalam sebuah ruko yang terbakar.

Sementara peristiwa yang lebih parah terjadi di bangunan yang sama dengan kebakaran hari ini sekitar empat tahun lalu.

"Yang kebakaran itu dulu jadi korbannya nenek, mantu, cucu tiga keturunan tambah satu pembantu," ucapnya.

Namun saat itu, salah seorang pembantu korban berhasil selamat dengan cara naik ke lantai paling atas ruko dan memanjat pembatas ke ruko sebelah lalu keluar di ruko tersebut.

Baca juga: Selamat dalam Kebakaran di Teluk Gong, Si Sulung Teriak Panggil Papanya yang Jadi Korban

Arifin menyampaikan para warga di sekitar sana memang menyadari teralis yang dipasang menyulitkan proses evakuasi.

"Karena di sini rawan (pencurian), jadi mau pasang (tralis) salah, mau enggak pasang salah," ucapnya.

Sementara itu, Satriadi mengatakan, pihaknya tidak bisa melarang warga menggunakan teralis di rumah mereka masing-masing.

Namun ia menyarankan agar warga menyiapkan jalur evakuasi apabila terjadi peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan.

"Harus ada pintu exit, jangan pingin aman tapi enggak selamat," ujarnya.

Hal ini dibutuhkan untuk mengurangi potensi terjadinya korban setiap adanya peristiwa kebakaran.

Selaim itu ia menganjurkan agar warga menguasi mitigasi bencana kebakaran.

"Cari tenpat terbuka, yang kedua tutup hidung dengan handuk basah biar dapat oksigen. Tapi jangan (melarikan diri) ke kamar mandi," jelasnya.

Satriadi menyebutkan rata-rata korban kebakaran melarikan diri ke kamar mandi karena mengejar air yang ada di kamar mandi. Padahal, kata dia, kamar mandi itu cenderung tertutup sehingga apabila asap sudah masuk ke kamar mandi korban bisa jatuh pingsan menghirup asap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Penganggur di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Penganggur di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com