Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan DPRD DKI dari PKS: Pemilihan Wagub Tertunda karena Kesepakatan Politik Belum Selesai

Kompas.com - 09/08/2019, 15:34 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Triwisaksana mengatakan rapat pimpinan gabungan (rapimgab) pembahasan tata tertib pemilihan wakil gubernur DKI Jakarta tidak terlaksana bukan karena pimpinan yang sibuk.

Melainkan soal kesepakatan politik yang belum selesai. Kesepakatan politik yang dimaksud adalah proses perkenalan kepada fraksi maupun komisi di DPRD DKI.

Menurutnya dua calon wakil gubernur (cawagub) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yakni Agung Yulianto dan Ahmad Syaikhu seharusnya menyampaikan visi misi dan berkenalan lebih dekat dengan anggota DPRD baik di fraksi maupun komisi.

"Ini rasanya soal kesepakatan politiknya yang belum selesai. Karena cawagub ini diharapkan oleh fraksi-fraksi, oleh partai-partai untuk menyampaikan semacam visi misi, menyampaikan (mengenai) agenda strategis DKI Jakarta. Mungkin hal-hal semacam itu yang belum selesai," ucap Sani (panggilan Triwisaksana) saat dihubungi Kompas.com, Jumat (9/8/2019).

Pimpinan yang juga berasal dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini merasa hal tersebut perlu dilakukan karena anggota DPRD cenderung lebih gampang memilih ketika telah mengenal cawagub.

Baca juga: DPRD Sibuk dan Pimpinan Tak Tanda Tangan, Alasan Pemilihan Wagub DKI Tak Berjalan

"Karena kan tanggung jawab pemilihan ada di DPRD jadi perlu mengetahui secara mendalam fraksi-fraksi, kemudian kemampuan dari para calon. Rasanya begitu," kata dia.

Sani mengaku hingga kini belum ada kesepakatan di antara para pemimpin DPRD DKI mengenai kelanjutan rapimgab pemilihan wagub DKI.

"Secara umum enggak ada belum ada kesepakatan di antara pimpinan cuma kita menyerahkan ke fraksi-fraksi terkait dengan kesepakatan bersama dengan para cawagub begitu sepakat harusnya enggak susah menyelenggarakan rapimgab," tuturnya.

Sebelum, Wakil Ketua Panitia Khusus (Pansus) Tata Tertib Pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta Bestari Barus menyebut, pemilihan wagub DKI Jakarta tak kunjung terlaksana lantaran masing-masing pimpinan sibuk.

Baca juga: Saat Anies Minta DPRD Tuntaskan Tanggung Jawab Pilih Wagub DKI...

"Iya banyak hal. Itu kan sudah masuk ranah politik, ada banyak hal yang mungkin jadi pertimbangan juga termasuk kesibukan-kesibukan dan waktu yang sangat mepet. Kalau pansus kan sudah selesai," ucap Bestari saat dihubungi Kompas.com, Kamis (8/8/2019) malam.

Apalagi rapat pimpinan gabungan (rapimgab) untuk pembahasan tata tertib tak kunjung terlaksana karena tak diagendakan oleh para pimpinan.

Padahal, rapimgab harus dihadiri pimpinan DPRD, pimpinan fraksi, dan pimpinan komisi.

"Tinggal kapan fraksi-fraksi yang di dalam ini diundang, pimpinan juga diagendakan tapi kan secara administrasi semua pimpinan harus tanda tangan. Tetapi tidak ada yang tanda tangan karena kesibukan dan lain-lain. Saya tidak bisa mewakili mereka. Karena itu bukan urusan pansus untuk mengagendakan rapimgab dan paripurna," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com