Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tewas Setelah Tabrak Truk Hewan Kurban yang Berhenti, Ini Pengakuan Sopir

Kompas.com - 13/08/2019, 13:57 WIB
Walda Marison,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian salah merilis nama tersangka terkait kecelakaan yang menewaskan seorang polisi, Brigadir Sahri di Cilandak, Jakarta Selatan.

Brigadir Sahri tewas setelah menabrak truk pengangkut hewan kurban yang berhenti pada Sabtu (10/8/2019) dini hari.

Menurut polisi, sang sopir berhenti ketika hendak menurunkan hewan qurban. Sang sopir kemudian ditetapkan tersangka lantaran tidak memasang segitiga pengaman.

Kasatlantas Polres Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Lilik Sumardi sebelumnya menyebut sang sopir bernama Muhammad Ali Ridho.

Baca juga: Polisi Tewas Setelah Tabrak Truk Hewan Kurban yang Sedang Berhenti

Rupanya, sopir sebenarnya adalah Bahtiar (36). Kepada wartawan, Bahtiar mengaku sudah ditetapkan tersangka.

Setelah kejadian, Bahtiar langsung dibawa ke Polres Jakarta Selatan dan hingga kini masih ditahan.

Bahtiar bercerita, ketika peristiwa terjadi, ia langsung membantu mengevakuasi korban.

Setelah itu, polisi datang untuk mengecek lokasi. Polisi sempat meminta Kartu Tanda Pengenal (KTP) Bahtiar.

Namun, karena Bahtiar tengah sibuk membantu korban, polisi akhirnya meminta KTP M Ali Ridho untuk kepentingan penyelidikan.

Baca juga: Polisi Tewas Setelah Tabrak Truk Hewan Kurban, Sopir Jadi Tersangka

"Saya posisinya lagi nganuin korban. Kebetulan pak Haji Ridho lagi sama polisi. Pas saya mau nolongin korban, polisi dateng," ujar Bahtiar saat ditemui di Polres Metro Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2019).

Masalahnya, yang tertulis dalam laporan polisi, Muhammad Ali Ridho adalah pelaku yang kemudian dirilis Kasatlantas kepada wartawan.

Sementara itu, Bahtiar mengakui semua perbuatannya.

"Kalau urusan kecelakaan saya ngakuin, memang apa adanya saya yang bawa (truk). Saya turun bukannya mau parkir, saya mau buka pagar. Pintu kandang kan dari besi, berat, nggak bisa kalau satu orang. Makanya saya turun untuk bantu buka pagar," ujar Bahtiar.

Kasatlantas Polres Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Lilik Sumardi sebelumnya mengatakan, memang tidak ada unsur kesengajaan dalam peristiwa tersebut. Namun, kata dia, tetap ada aturan yang dilanggar sopir.

Sopir dianggap melanggar Pasal 106 ayat 4 huruf C Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com