Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Teman Sekuriti Sarinah yang Ditangkap karena Dianggap Bantu Perusuh 21-22 Mei

Kompas.com - 14/08/2019, 14:26 WIB
Cynthia Lova,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 29 karyawan yang bekerja di gedung Sarinah, Jakarta, ditangkap saat kerusuhan 21-22 Mei 2019 lalu, Selasa (13/8/2019) kemarin.

Rinciannya, sebanyak 26 sekuriti, dua orang teknisi, dan satu orang cleaning service.

S, salah satu sekuriti Gedung Sarinah mengataka, teman-temannya yang ditangkap sudah bertahun-tahun kerja di Sarinah.

"Kita pegawai asli Sarinah, tidak outsourcing, di bawah koperasi sekuriti Sarinah," kata S saat ditemui di Gedung Sarinah, Rabu (14/8/2019).

Baca juga: Jalani Sidang Dakwaan, Tangis Karyawan Sarinah Pecah Ketika Berpelukan dengan Keluarga

S bercerita, saat kejadian, dirinya berjaga di wilayah Timur Gedung Sarinah. Sementara teman-temannya yang ditangkap berjaga di pintu depan gedung bioskop XXI.

Pada 22 Mei 2019 malam, keadaan sekeliling gedung Sarinah kisruh. Para pendemo memaksa masuk ke dalam gedung Sarinah untuk menumpang istirahat.

"Rame banget orang kayanya sampai ribuan, dijebol nih gerbang. Ya, mungkin penjagaan di sini pada takut juga kali," ujar S.

Baca juga: Kliennya Beri Minum Pendemo 22 Mei, Kuasa Hukum Karyawan Sarinah Sebut Itu Tindakan Kemanusiaan

Menurut S, saat itu teman-temannya hanya membantu para pendemo yang kelelahan.

Saat itu karyawan yang ditangkap merasa iba melihat ibu-ibu yang kala itu lemas kehuasan.

"Ada ibu-ibu juga pada minta tolong, mereka keliatan lemas gitu. Teman-teman mungkin iba, ya kasian orang kehausan akhirnya dikasih minum pake air mineral. Ada juga yang pakai air keran," kata S.

S merasa, posisi 29 karyawan itu menjadi serba salah. Satu sisi, mereka merasa kasihan, namun di sisi lain mereka malah dianggap membantu pendemo.

"Saya aja yang nggak ikut bersama mereka mikirnya kayanya temen-temen saya ini serba salah. Membantu dianggap salah, tidak dibantu juga kasian mereka (pendemo)," katanya.

Baca juga: Fakta 29 Karyawan Sarinah Didakwa Bantu Pendemo, Beri Minum hingga Membiarkan Mereka Cuci Muka

Setelah membantu pendemo, menurut S, teman-temannya langsung ditangkap polisi.

Ia mengatakan, kala itu ada 30 orang yang ditangkap. Namun, satu orang diantaranya meninggal.

"Ada securiti yang meninggal satu orang, sakit sih dia emang, tapi kayanya dia kepikiran juga," tuturnya.

Sebelumnya, 29 karyawan itu didakwa turut membantu pendemo melakukan kerusuhan.

"Mereka (terdakwa) atas perintah saksi yang saat itu bernama Robert dan Dian membiarkan masuk ke Gedung Sarinah para pendemo ini," ucap Jaksa Penuntut Umum, Yurich Mohda.

Kemudian, 29 karyawan gedung ini membiarkan pendemo masuk ke basement gedung. Saksi juga melihat pendemo telah diberikan air mineral untuk minum.

Lalu, para terdakwa ini juga membiarkan pendemo cuci muka dan membuka pintu keluar bagi pendemo hingga akhirnya pendemo memiliki kekuatan lebih dan melanjutkan aksi melawan kekuasaan umum .

Mereka didakwakan Pasal 212 jo 214 jo 56 KUHP tentang ikut membantu melakukan kejahatan dan pasal 216 KUHP atau 218 KUHP tentang kekerasan.

Setelah pembacaan dakwaan, para terdakwa tidak ada yang melakukan eksepsi sehingga sidang dilanjutkan Selasa (20/8/2019), dengan agenda pemeriksaan saksi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com