Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemarau, Pemadam Kebakaran Imbau Warga Cek Kabel dan Tak Bakar Sampah

Kompas.com - 14/08/2019, 19:16 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta, Subejo, mengimbau warga agar waspada terhadap meningkatnya potensi kebakaran pada saat ini. Musim kemarau, kata Subejo, memudahkan perambatan api.

"Warga harus lebih waspada lagi, terutama kelistrikan. Kalau tidak dipakai, dimatikan. Harus diperiksa juga sambungannya, peletakan steker bertumpuk atau tidak. Harus lebih berhati-hati," kata Subejo saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/8/2019).

Ia menyampaikan, selain perambatan api yang semakin mudah, pada musim kemarau petugas pemadam kebakaran juga harus menghadapi tipisnya ketersediaan air. Hal itu tentu berpotensi memperlama pemadaman dan menambah kerugian akibat si jago merah.

Baca juga: Kebakaran di Jakarta Melonjak Empat Bulan Terakhir

"Lebih sulit airnya, karena dangkal. Biasanya kan kali airnya jadi dangkal (saat kemarau), sehingga disedotnya sulit," kata Subejo.

"Kami kan butuh kontinuitas air yang terjaga. Kalo tidak, nanti membahayakan petugas dan warga," kata dia.

Subejo juga meminta warga agar tidak membakar sampah, apalagi jika ditinggal tanpa pengawasan. Sebab, hembusan angin yang kencang akan dengan mudah membawa api merembet ke rumah warga.

"Banyak kejadian bakar sampah kena ke rumah. Lihat saja datanya," kata Subejo.

Berdasarkan data Dinas PKP per 14 Agustus 2019, intensitas kebakaran akibat pembakaran sampah melonjak drastis pada musim kemarau.

Sebagai perbandingan, dalam rentang Januari-April saat musim hujan, pembakaran sampah tak sampai menyumbang 10 peristiwa kebakaran. Bulan Mei dan Juni pun hanya ada 15 dan 16 kebakaran akibat pembakaran sampah.

Juli, jumlah itu melesat ke angka 55 peristiwa kebakaran. Agustus ini, hingga tanggal 14, sudah ada 42 kebakaran akibat pembakaran sampah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com