Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman di Balik Ganja yang Memabukkan...

Kompas.com - 22/08/2019, 09:49 WIB
Dean Pahrevi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Pada 2014, petugas gabungan dari kepolisian dan Badan Nasional Narkotika Provinsi (BNNP) DKI Jakarta dua kali menggeledah kampus Universitas Nasional.

Penggeledahan terkait dugan jaringan pengedar narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) di sana. Dari dua kali penggeledahan itu, disita 8,5 kilogram ganja.

Beberapa paket ganja tersebar di sejumlah ruang dan area kampus.

Sebagian ditemukan di gedung serba guna dan perpustakaan. Ada juga di ruang Akademi Pariwisata Unas, di sela pohon bambu, serta di dekat Studio Krem—tempat UKM Musik.

Lima tahun berlalu sejak hari itu. Sisi gelap kampus seakan makin terang-benderang setelah polisi getol melakukan razia narkoba ke sana.

Terbaru, dua mahasiswa universitas swasta di Jakarta Timur pada 28 Juli 2019 diamankan Polres Metro Jakarta Barat. Mereka kedapatan menyimpan ganja di ruang senat kampusnya.

Faktanya, ganja yang memabukan itu memiliki ancaman bagi pemakainya.

Baca juga: Polisi Ungkap Peredaran Ganja Dalam Kemasan Mie Instan di Bekasi

Pada 21 September 2016, Kompas.com pernah memuat artikel "Beginilah Efek Samping Ganja pada Otak".

Dalam tulisan itu dijelaskan bahwa ganja menimbulkan berbagai efek samping. Misal, seperti agitasi, kegelisahan, detak jantung dan tekanan darah meningkat, serta kejang.

Anggota Kelompok Ahli Badan Narkotika Nasional (BNN) Bidang Adiksi dan Rehabilitasi Kusman Suriakusumah mengatakan, mengonsumsi ganja pada dasarnya juga sangat mengganggu kejiwaan pemakainya.

Kusman mengatakan, kandungan utama ganja adalah zat bernama THC, sebutan untuk tetrahidrokanabinol. Zat ini, lanjut dia, dapat menempel pada reseptor cannabinoid di seluruh tubuh, termasuk di otak.

Hal itu yang menyebabkan kerusakan otak pada pemakai ganja dan membuat pencandu mengalami gangguan jiwa.

"Kenapa ganja dilarang? Karena dia punya khas sendiri, dia bisa bikin orang sakit jiwa. Iya (dapat merusak otak)," kata Kusman di Gedung Wang, Jalan Pemuda, Jakarta Timur, Rabu (14/8/2019).

Baca juga: Penyelundupan 500 Kg Ganja, Rencananya Akan Diedarkan ke Seluruh Indonesia

Namun, menurut Kusman, kekuatan kejiwaan seseorang dapat ditentukan tergantung pola asuh dari orangtua.

Jika orangtua mengasuh anaknya dengan baik dan penuh kasih sayang, kejiwaan anak cenderung akan baik. Sebaliknya, jika orangtua mengasuh anaknya dengan tidak baik—misal penuh kekerasan—maka kejiwaaan seseorang pun bakal lebih rentan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com