Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demonstran Gunakan Baju Adat Papua Saat Longmarch dari Kemendagri ke Istana Negara

Kompas.com - 28/08/2019, 15:37 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi



JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa tolak rasisme terhadap rakyat Papua digelar dengan cara longmarch dari depan kantor Kemandagri ke Istana Negara di Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (28/8/2019).

Pantauan Kompas.com pada pukul 14.17 WIB, demonstran tampak lebih dulu berkumpul di depan Kantor Kemandagri. Mereka rata-rata mengenakan baju adat Papua.

Aksi longmarch ini menyita perhatian masyarakat yang melintas di kawasan itu. Mereka berjalan menuju Istana Negara dengan diiringi musik-musik perjuangan khas Papua.

Mereka berjalan sambil membentangkan poster yang bertuliskan "Hentikan rasisme, manusia Papua bukan monyet".

Baca juga: Ada Demonstrasi Mahasiswa Papua, Jalan Medan Merdeka Utara Macet

Kemudian, sebagian dari mereka juga nampak mencoreng wajah dengan gambar bendera bintang kejora.

Akibat demonstrasi itu, hampir seluruh badan Jalan Medan Merdeka Utara tertutup hingga ke Istana Negara.

Meski begitu, petugas kepolisian hingga TNI tetap menjaga demosntrasi tetap mengatur arus lalu lintas agar tetap berjalan.

Adapun aksi ini dilakukan oleh sejumlah aliansi mahasiswa Papua. Mika Dawi, Koordinator Lapangan Aksi itu mengatakan, selain berorasi massa juga mengutuk keras kericuhan yang terjadi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya pada 17 Agustus 2019 lalu.

Baca juga: Internet di Papua Masih Dibatasi, Ombudsman Panggil Kominfo hingga BIN

"Demi martabat, kita Papua 1 kita berapa. Lawan.. Lawan.. Martabat, harkat Papua," ucap koordinatior aksi, Ambrosius, di Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu.

Hingga saat ini demonstrasi masih berlangsung. Sempat terjadi perdebatan lantaran massa demonstran tak diperbolehkan ke Istana Negara.

Karena negosiasi antara polisi dan demonstran akhirnya mereka diperbolehkan melanjutkan perjalanan ke Istana Negara.

Orasi masih dikobarkan demonstran. Aparat kepolisian juga terus berjaga mengawal aksi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com