Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria yang Ditipu Agen TKI Bodong Hanya Berharap Uang Kembali

Kompas.com - 02/09/2019, 15:47 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Ahmad Munawar (35) mengaku telah ditipu sebuah agen atau perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) bernama PT FSS yang beralamat di Jatimakmur, Bekasi.

Ia sudah melaporkan penipuan itu ke Polres Metro Bekasi Kota pada Maret 2019. Namun hingga kini, tak ada kejelasan dari langkah polisi. Beberapa kali proses penyidikan mesti dijadwal ulang oleh polisi, kata Munawar, karena perwakilan agen tersebut tak hadir.

Wakapolres Metro Bekasi Kota AKBP Eka Mulyana, saat dikonfirmasi tentang hal itu, mengatakan belum tahu duduk perkara kasus yang membelit Munawar dan sejumlah calon TKI lain.

Baca juga: Ditipu Agen TKI Bodong Rp 65 Juta, Pria Ini Jadi Sales hingga Tukang Parkir untuk Bayar Utang

"Wah apa lagi itu, saya baru tahu. Saya dalami dulu," kata Eka di kantornya, Jumat (30/8/2019) sore.

Karena belum ada perkembangan penanganan di polisi, Munawar pun mendatangi Kantor Dinas Ketenagakerjaan Kota Bekasi pada Jumat siang.

Namun, lantaran semua barang bukti sudah dipegang polres, pengaduan Munawar tak bisa diproses.

"Kalau saya pribadi dari pihak pelapor sebenarnya ingin dengan cara damai. Dengan cara damai enggak bisa, ya sudah," kata Munawar kepada wartawan, Jumat siang, di kantor Dinas Ketenagakerjaan Kota Bekasi.

Munawar dijanjikan berangkat ke Kanada pada Februari 2019 lalu untuk bekerja sebagai pengepak ikan dengan upah sekitar Rp 35 juta sebulan.

Ia mengaku sudah menyetorkan uang Rp 65 juta untuk itu. Semua sumber dana itu berasal dari pinjaman; Rp 25 juta berasal dari pinjaman bank dengan jaminan tanah mertuanya, sisanya berasal dari utang pada kerabatnya.

"Intinya pengin uang kembali," kata dia singkat. "Sudah batal keinginan ke Kanada."

Munawar menyebutkan, iming-iming berangkat pada Februari 2019 lalu merupakan iming-iming kesekian kalinya. Ia pertama kali dijanjikan terbang ke Kanada pada September, sebelum mundur ke Oktober, hingga molor ke Desember 2018.

Setelah gagal berangkat pada Februari 2019, pihak manajemen agen TKI itu sudah tak bisa ditemuinya.

Agen TKI yang disebut telah menipunya juga sudah menyatakan saat penandatanganan surat perjanjian, bahwa setoran tersebut akan dipulangi maksimal enam bulan jika Munawar urung berangkat. Sudah lewat enam bulan, uang Munawar lenyap tak bersisa.

"Pernah melapor ke polsek, tapi ditolak karena di kuitansinya ditulis belum ada enam bulan. Setelah enam bulan itu (tak kunjung dikembalikan), baru memutuskan lapor ke polres," ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com